Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Refly Harun: Penembakan 6 Laskar FPI Tragedi Kemanusiaan!

Refly mengaku sangat vokal membahas kasus tersebut. Dia telah mengunggah 30 video ulasan di channel YouTube-nya terkait peristiwa penembakan 6 orang laskar FPI.
Peserta seleksi calon Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Refly Harun menyampaikan pendapatnya saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Hakim MK oleh Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Peserta seleksi calon Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Refly Harun menyampaikan pendapatnya saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon Hakim MK oleh Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan peristiwa penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh polisi sebagai tragedi kemanusiaan.

Refly mengaku sangat vokal membahas kasus tersebut. Dia telah mengunggah 30 video ulasan di channel YouTube-nya terkait peristiwa penembakan laskar FPI. Melalui video-video di akun YouTube miliknya, Refly Harun dia membahas pertanyaan, permintaan, kejanggalan maupun pendapat tokoh masyarakat lainnya terkait kejadian tersebut.

"Banyak dari mereka yang melihat ini sebagai sebuah tragedi kemanusiaan, sebagai sebuah pelanggaran hak asasi manusia, karena itulah mereka turut bersuara," ujar Refly dikutip pada Jumat (11/12/2020).

Jika ada nada pro dari beberapa kelompok masyarakat, dari tokoh-tokoh masyarakat terhadap enam laskar FPI atau terhadap Habib Rizieq, bukan berarti mereka satu pemikiran.

Refly menyatakan hal ini pada YouTube-nya yang berjudul "Jangan Seenaknya Merampas Hak Hidup Warga!!" yang diunggah Jumat (11/12/2020). Berdasarkan pengamatannya Refly mengungkapkan banyak dari tokoh menganggap kejadian ini sebagai tragedi kemanusiaan.

"Tidak hanya ingin memperjuangkan keadilan bagi para korban, tapi sesungguhnya memelihara demokrasi, kebebasan sipil agar tidak mudah nyawa kita direnggut oleh aparat-aparat bersenjata," tambahnya.

Refly kemudian mengutip pandangan temannya yang merupakan praktisi hukum dan Ketua Dewan Pembina LBH Yusuf, Ari Yusuf Amir yang terdapat pada kolom salah satu media massa nasional.

Ari Yusuf, kata Refly, kemudian mengungkapkan masaah ini adalah masalah serius, yaitu hilangnya nyawa enam orang warga sipil di tangan aparat kepolisian. Dia menyatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) harus membentuk Tim Independen.

"Penjelasan Kapolda Metro Jaya ini bukanlah sesuatu yang final dan tidak mungkin diamini secara taken for granted. Ini masalah serius. Ini masalah hilangnya nyawa enam orang warga sipil di tangan aparatur kepolisian," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper