Bisnis.com, JAKARTA - Kabar telah tibanya 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) malam dinilai perlu disikapi dengan bijak oleh publik.
Komentar itu antara lain datang dari KawalCovid-19, gerakan warganet yang selama pandemi virus Corona terus mengawal informasi terkait perkembangan wabah, mendorong transparansi data dan komunikasi krisis, serta mengadvokasi kebijakan berbasis bukti.
Melalui akun Twitter resminya, @KawalCOVID-19, Senin (7/12/2020), masyarakat diingatkan untuk tidak kendor menerapkan kewajiban 3 M atau memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pasalnya, uji klinis fase 3 vaksin dari produsen asal China tersebut masih belum rampung dan Badan Pengawas Obat dan Makanan membutuhkan waktu untuk merilis izin edar vaksin tersebut.
"Hasil uji klinis fase 3 Sinovac baru akan keluar di minggu ke 3/4 Januari, menurut BPOM. Lalu kalau hasilnya tidak layak - bagaimana nasib 1.2 juta vaksin ini ya? Atau sudah yakin pasti hasilnya bagus? Semoga rakyat tdk terburu euforia & tetap tdk kendor 3M," demikian unggahan akun Twitter tersebut.
Hasil uji klinis fase 3 Sinovac baru akan keluar di minggu ke 3/4 Januari, menurut BPOM. Lalu kalau hasilnya tidak layak - bagaimana nasib 1.2 juta vaksin ini ya? Atau sudah yakin pasti hasilnya bagus? Semoga rakyat tdk terburu euforia & tetap tdk kendor 3M. https://t.co/B4DFjGjrt7
— KawalCOVID19 (@KawalCOVID19) December 7, 2020
Dihubungi terpisah, Co-founder KawalCovid-19, Elina Ciptadi menjelaskan bahwa sebenarnya pihaknya melihat tanda-tanda menjanjikan dari seluruh upaya produsen vaksin global untuk menyediakan obat bagi wabah tersebut, termasuk produk milik Sinovac.
Namun, dia menegaskan bahwa jangan sampai informasi kedatangan vaksin tersebut membuat masyarakat mengendurkan protokol wajib di tengah pandemi ini, terutama 3 M. Pasalnya, jelas dia, vaksin Sinovac yang telah didatangkan itu masih membutuhkan proses yang relatif panjang untuk bisa disuntikkan ke masyarakat.
Baca Juga
Apalagi, sebut Elina, ada warga yang menjadi prioritas utama dalam proses vaksinasi tersebut. Bila sudah bisa disuntikkan, jelas dia, pasokan vaksin dari Sinovac itu hanya bisa diperoleh sekitar 600.000 orang dengan asumsi satu orang mendapatkan dua dosis vaksin.
"Kami was-was, ada euforia vaksin ini. Jangan pikir, vaksin ini akan segera divaksinkan ke populasi umum dan setelah itu bebas tidak pakai masker," jelasnya kepada Bisnis.
Di samping itu, Elina mengingatkan bahwa selain BPOM yang kemungkinan membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk izin edar, rangkaian proses uji, penyediaan produk dan distribusi vaksin ini masih membutuhkan waktu yang relatif panjang.
"Semuanya [setiap proses hingga vaksinasi] akan makan waktu. 3M itu belum boleh ditinggalkan sampai sebagian besar masyarakat divaksin dan kita tahu ada data kekebalan komunitas tercapai," jelas dia.
Seperti diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 sudah didatangkan ke Indonesia pada Minggu (6/12/2020 )sekitar pukul 21.00 WIB menggunakan pesawat Garuda.
Setibanya di Indonesia, vaksin tersebut langsung dibawa menuju Kantor Pusat Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat. Dari warehouse di terminal cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, vaksin yang disimpan dalam 7 Envirotainer diangkut menggunakan 3 truk.