Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan Israel berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran, tetapi menolak memberikan rincian tentang apakah pemerintahan Trump tahu tentang serangan itu sebelum dilakukan atau memberikan dukungan atas serangan tersebut.
Pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu mengatakan bahwa di masa lalu, Israel telah berbagi informasi dengan AS tentang target mereka dan operasi rahasia sebelum melaksanakannya.
Hanya saja, agen negara itu tidak mengatakan jika mereka melakukannya dalam kaitan kasus terbaru.
Ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, yang terbunuh pada Jumat, telah menjadi target Israel sejak lama, menurut pejabat itu seperti dikutip CNN.com, Kamis (3/12/2020).
Iran menyalahkan Israel atas serangan itu dan mengatakan operasi tersebut memiliki ciri khas badan intelijen luar negeri Israel, Mossad.
Sementara, Iran tidak memberikan bukti keterlibatan Israel dan Israel tidak membantah atau mengklaim bertanggung jawab atas kematian Fakhrizadeh.
The New York Times pertama kali melaporkan bahwa seorang pejabat AS mengatakan Israel berada di balik serangan itu selama akhir pekan.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengunjungi Israel kurang dari dua minggu sebelum serangan itu dilakukan.
Perjalan itu mencakup Uni Emirat Arab, Qatar dan Arab Saudi dan di semua tempat dia membahas Iran dengan rekan-rekannya.
Presiden Donald Trump telah memberi Pompeo kewenangan untuk terus melakukan "tekanan maksimum" pemerintah selama dua bulan ke depan, kata pejabat itu.
Dia menambahkan bahwa akan ada lebih banyak sanksi AS terhadap Iran minggu ini dan tahun depan.