Bisnis.com, JAKARTA – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo turut memberi dukungan pada revolusi akhlak yang digaungkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Dari Revolusi Akhlak yang disampaikan Rizieq, Gatot menilai semuanya dianalisis menggunakan pisau analisis Pancasila dan menjadi bentuk implementasi dari Pancasila.
“Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Habib Rizieq Shihab ini seorang nasionalis yang mengawal tujuan Pancasila, seperti yang dilakukan oleh KAMI dengan gerakan moral yang mengawal cita- cita luhur bangsa Indonesia,” ujar Gatot pada Dialog Nasional Reuni Akbar 212, Rabu (2/12/2020).
Gatot menegaskan, bahwa dalam bernegara, termasuk berpolitik, tetap harus menggunakan nilai-nilai keagamaan, sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 bahwa negara berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
“Dari ini semua kalau akhlak-akhlak kita tidak diperbaiki, maka muncul ada kelas-kelas dalam kehidupan berbangsa. Kita melihat secara gamblang apakah keadilan sudah dilakukan? Contoh saja apa yang terjadi belakangan ini, tentang pemeriksaan HRS, kalau memang negara ini adil dan beradab, maka semua yang kumpulan-kumpulan harus periksa semua,” tegasnya.
Dia juga menyinggung soal penangkapan anggota KAMI, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana yang ditangkap tanpa mengindahkan nilai keadilan.
“Pada saat ditangkap kami katakan jangan kasihani mereka, karena mereka bukan pejuang karbitan. Justru yang kita kasihani adalah penyidik. Karena penyidik di kepolisian ini orang yang pintar-pintar, cerdas, dan pasti punya hati nurani. Dia batinnya tersiksa, karena harus melakukan pelanggaran hukum untuk menangkap saudara-saudara KAMI yang ditangkap tanpa alat bukti 2,” terangnya.
Gatot mengatakan, jika tak ada revolusi akhlak, negara akan makin, parah karena banyak yang mengubah keburukan jadi kebaikan.
Gatot mengatakan, bahwa secara alami manusia-manusia Indonesia adalah pemberani, sementara para ulama adalah manusia-manusia yang takut pada Tuhan Yang Maha Esa.
“Manusia Indonesia dari Sabang sampai Merauke semua punya senjata, rencong, keris, badik, semua suku punya tarian-tarian perang, berarti siap perang. Para ulama itu kumpulan orang yang penakut pada tuhan yang maha esa, makanya mencanangkan revolusi akhlak. Saat ini mayarakat kalau tidak dikendalikan akhlaknya jadi pemberani, kepada Tuhan pun berani, buktinya bersumpah jabat tapi tetap korupsi. Gagasan ini sejalan dengan KAMI yang melaksanakan gerakan moral. Saya rasa kita semua perlu dukung,” ujarnya.