Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thanksgiving Perparah Kasus Covid-19 di AS, Sampai 100.000 per Hari

ancaman kenaikan kasus Covid-19 saat thanksgiving di AS telah membuat rumah sakit kewalahan setelah jutaan warga AS melancong.
Ilustrasi - Petugas medis merawat pasien Covid-19 di Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Scripps Mercy, di Chula Vista, California, Amerika Serikat, Selasa (12/5/2020)./Antara-Reuters
Ilustrasi - Petugas medis merawat pasien Covid-19 di Unit Perawatan Intensif (ICU) Rumah Sakit Scripps Mercy, di Chula Vista, California, Amerika Serikat, Selasa (12/5/2020)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus Covid-19 di AS mencapai 100.000 per hari dalam hampir 1 bulan terakhir. Hal ini diperparah dengan tradisi bepergian saat thanksgiving pada pekan lalu.

Dilansir dari CNN International, Senin (30/11/2020), ancaman kenaikan kasus Covid-19 saat thanksgiving di AS telah membuat rumah sakit kewalahan setelah jutaan warga AS pergi melancong.

Hingga Minggu (29/11/2020), John Hopkins University mencatat terdapat 109.671 kasus baru dan 731 kematian.

Berdasarkan Covid Tracking Project, jumlah pasien rawat inap Covid-19 mencapai angka yang tinggi yakni sebanyak 93.238, naik signifikan dibanding sehari sebelumnya 91.635.

"Tidak mungkin rumah sakit siap dengan apa yang sedang kita hadapi saat ini. Ini seperti bencana alam yang terjadi di 50 negara bagian sekaligus,” kata Direktur Brown-Lifespan Center for Digital Health di Brown University Megan Ranney.

Minggu lalu menjadi hari paling sibuk bagi perjalanan transportasi udara sepanjang pandemi Covid-19 di AS. Padahal Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS sudah merekomendasikan agar masyarakat tidak pergi melancong pada saat thanksgiving.

Setidaknya terdapat 6 juta pelancong yang melakukan perjalanan di bandara AS. Hanya dalam beberapa pekan ke depan orang-orang akan menyadari efek dari acara berkumpul thanksgiving terhadap tingkat kasus aktif dan kematian.

“Tidak ada kasur yang cukup. Jumlah staf tidak cukup. Oleh karena kurang persiapan nasional, suplai [alat kesehatan] masih kurang,” lanjut Ranney.

Sementara itu, New York Times melaporkan bahwa Wali Kota Bill de Blasio akan membuka kembali sekolah dasar. Adapun SMP dan SMA akan tetap ditutup.

Wali Kota mengatakan, kota itu akan mengabaikan ambang batas positivity rate yang telah mencapai 3 persen hingga akhirnya membuat lebih dari 1,1 juta tidak dapat berangkat ke sekolah.

Menurutnya, hal ini agar orang tua dapat memiliki pilihan untuk menyekolahkan anak-anak mereka lima hari sepekan secara efektif.

Siswa dapat kembali bersekolah hanya jika mereka telah mendaftar untuk pembelajaran secara langsung. Sekitar 335.000 siswa secara total telah memilih kelas tatap muka.

“Apa yang terjadi ke depannya kami ingin rencana ini terlaksana. Kami tahu apa yang dulu kami tidak tahu saat musim panas, kita tahu dari pengalaman aktual,” kata de Blasio.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper