Bisnis.com, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan soal dua momen kekalahannya saat mengomentari sikap Donald Trump terkait dengan hasil Pemilu Presiden (Pilpres) AS 2020.
SBY berpendapat Trump tidak mudah untuk segera menerima kekalahan dan mengucapkan selamat ke Joe Biden. Namun, meskipun merasa sangat kecewa dan frustrasi, Trump pasti ingin memberikan legacy yang bagus.
Dia mengakui bahwa untuk menerima kekalahan itu tidak mudah karena bakal merasa sedih, frustasi, dan malu. Dia pernah merasakan kekalahan pada pemilihan wakil presiden pada 2001 yang dilaksanakan secara tidak langsung oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Adapun, saat itu ada lima calon wapres yang bertarung selain SBY, yakni Hamzah Haz, Akbar Tanjung, Siswono Yudo Husodo, dan Agum Gumelar.
"Putaran pertama saya lolos, putaran kedua kalah. Malam hari saya masih ingat, tentu saya sedih, down. Tim sukses saya sedih dan tidak bisa menerima," kata SBY yang dikutip melalui tayangan video yang diunggah lewat akun Facebook @SBYudhoyono, Sabtu (28/11/2020).
Dia menuturkan setelah berhasil mengontrol emosi dan menenangkan diri, pikiran bisa kembali rasional. Keesokan harinya, SBY mengadakan konferensi pers yang intinya menyampaikan kekalahan dirinya, mengakui proses pemilihan berjalan adil, dan mengucapkan selamat kepada wapres terpilih.
Baca Juga
"Setelah itu saya bisa berdamai dengan diri sendiri dan bisa move on," ujarnya.
Momen kekalahan SBY selanjutnya adalah saat Pemilu Legislatif 2014. Hasil hitung cepat menyatakan Partai Demokrat kalah dengan menempati posisi keempat, padahal pada 2009 mampu meraih posisi pertama.
"Saya segera melaksanakan press conference di Cikeas, Partai Demokrat menerima kekalahan, saya ucapkan selamat kepada parpol yang sukses, PDIP Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra. Saya tahu sedih kader-kader, tapi saya didik, saya ajari ayolah kita menerima dengan ksatria, dengan legawa dan setelah itu move on," ujarnya.
Di sisi lain, dilansir dari Bloomberg, Jumat (27/11/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan melepaskan kekuasaan jika Electoral College menegaskan kemenangan Joe Biden.
Namun demikian dia mengisyaratkan bahwa dia mungkin tidak akan pernah secara resmi mengakui kekalahan, dan akan melewatkan pelantikan Biden sebagai Presiden AS menggantikannya.
Hal itu disampaikan oleh Trump saat menjawab pertanyaan dari wartawan pada Kamis (27/11/2020) waktu setempat. Penampilan Trump di hadapan pers Gedung Putih ini menjadi yang pertama kali sejak kekalahanya dalam Pemilu Presiden AS (Pilpres AS).
Dalam sesi jumpa pers tersebut, Trump berkali-kali menjelaskan serangkaian tuduhannya terkait kecurangan yang dilakukan kubu Biden saat Pilpres AS. Meskipun demikian, tudingan yang disiapkan oleh tim hukumnya tersebut belum dilengkapi oleh bukti yang sahih.