Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Xi Jinping Ucapkan Selamat kepada Biden, Iran Siap Kerja Sama

China menjadi salah satu negara besar terakhir yang memberi ucapan selamat bertugas kepada Biden.
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China, Xi Jinping akhirnya mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih AS, Joe Biden dan menyatakan harapannya untuk "kerja sama saling menguntungkan (win-win) di tengah konflik perdagangan, teknologi dan keamanan.

China menjadi salah satu negara besar terakhir yang memberi ucapan selamat bertugas kepada Biden.

Tidak ada penjelasan atas keterlambatan itu, tetapi beberapa komentator mengatakan Beijing mungkin ingin menghindari hubungan yang tegang dengan Presiden Donald Trump, yang belum menyerah kalah dari Biden.

Dalam pesan ucapan selamat, Xi mengatakan kepada Biden bahwa hubungan "sehat dan stabil" adalah "harapan bersama komunitas internasional", menurut pernyataan yang disiarkan oleh Kantor Berita resmi Xinhua seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (26/11/2020).

"Kami berharap kedua belah pihak akan menjunjung tinggi semangat non-konflik dan non-konfrontasi, saling menghormati dan kerja sama win-win. Kami  berharap akan fokus pada kerja sama, mengontrol perbedaan dan mempromosikan pembangunan yang sehat dan stabil dari hubungan China-AS," menurut pernyataan itu.

Hubungan China-AS telah memburuk ke titik terendah dalam beberapa dekade selama empat tahun Trump menjabat. Titik didih hubungan kedua terjadi dalam perselisihan yang membara atas masalah perdagangan dan teknologi hingga masalah Hong Kong dan Covid-19.

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan  bahwa Iran dan Amerika Serikat dapat sepenuhnya membalikkan kebijakan empat tahun pemerintahan Donald Trump dan kembali ke kondisi sebelum kepresidenannya.

Dalam pidato kabinet yang disiarkan televisi, Rouhani mengatakan jika pemerintahan Joe Biden yang akan datang memiliki kemauan politik, hubungan Iran-AS bisa sangat berbeda.

Iran mendesak Biden untuk mencabut sanksi dan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir. 

“Iran dan AS sama-sama dapat memutuskan dan mengumumkan bahwa mereka akan kembali ke kondisi pada 20 Januari 2017,” katanya seperti dikutip Aljazeera.com.

Namun, Rouhani menguraikan apa yang diharapkan Iran dari Presiden Biden di masa depan.

"Kami berharap dalam langkah pertamanya, pemerintahan AS berikutnya akan secara eksplisit mengutuk kebijakan Trump di Iran," kata presiden tersebut.

Dia menyebut kebijakan tersebut "anti-hak asasi manusia dan bersifat teroristik". Dia juga mengatakan pemerintahan Biden harus "menebus kebijakan yang salah".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper