Bisnis.com, JAKARTA - Kerumunan massa FPI di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya pada pekan lalu berbuntut pada mutasi dua kapolda yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Rudy Sufahriadi.
Mereka dimutasi lantaran dinilai lalai dalam penegakan protokol kesehatan Covid-19, sehingga terjadi kerumunan massa.
Berdasarkan surat telegram Kapolri ST/3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020, jabatan Kapolda Metro Jaya akan diisi oleh Irjen Muhammad Fadil Imran dan Nana Sudjana dipercaya menjadi Koordinator Staf Ahli (Koorsahli) Kapolri.
Sementara itu, Rudy dimutasi menjadi Widyaiswara Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri dan jabatan Kapolda Jabar diisi oleh Irjen Ahmad Dofiri.
Data LKHPN KPK menunjukkan, bahwa terakhir kali Nana melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2020 atau ketika dia menjabat Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni mencapai sekitar Rp4,3 miliar.
Setali tiga uang, pada tanggal yang sama Rudy Sufahriadi juga melaporkan harta kekayaannya ke KPK dengan total nilai sekitar Rp6,5 miliar.
Kemudian, Kapolda baru Jabar yakni Ahmad Dofiri tercatat memiliki harta sekitar Rp6,5 miliar yang dilaporkan pada 24 April 2020 saat dirinya menjabat Asisten Kapolri Bidang Logistik.
Adapun, untuk Fadil Imran, tidak ada rekaman pelaporan data kekayaan pada data e-LKHPN KPK.
Diberitakan sebelumnya, Fadil telah menyelesaikan tugasnya sebagai Kapolda Jawa Timur pada Kamis (19/11/2020).
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto melepas Fadil yang akan bertugas sebagai Kapolda Metro Jaya dengan penyematan cincin dan pengalungan bunga di Makodam V/Brawijaya di Surabaya, Kamis (19/11/2020).
"Saya sudah mengenal Irjen Pol Mohammad Fadil sebagai sosok yang tegas, profesional, dan humanis. Dengan ini saya mewakili seluruh Prajurit TNI mengucapkan selamat bertugas di tempat baru, sebagai Kapolda Metro Jaya," ujarnya.
Selain menyematkan cincin dan bunga, Pangdam turut serta mengikuti prosesi pedang pora untuk melepas Irjen Fadil Imran.
Suharyanto menyebut, meski menjabat sebagai Kapolda Jatim hanya dalam kurun waktu enam bulan, namun Fadil Imran sudah masuk ke segala komponen masyarakat di Jawa Timur.
"Beliau sudah masuk ke segala komponen masyarakat seperti tokoh agama, seperti halnya kiai sepuh di Jatim. Dan beliau sudah berinteraksi dan berhubungan dengan baik. Terlebih lagi soal sinergitas TNI dan Polri," ucapnya.