Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia mengklaim tidak mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi dan melakukan negosiasi terkait vaksin Covid-19 dengan berbagai negara.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 di Kementerian Luar Negeri, Daniel Tumpal mengatakan Indonesia dapat secara bebas melakukan diplomasi pengadaan vaksin di tengah sejumlah negara besar yang berada dalam persaingan pengembangan vaksin tersebut.
"Politik bebas aktif bukan isapan jempol, contohnya untuk vaksin ini sekarang kita berbicara dengan Amerika Serikat, Inggris, China, dan lain-lain, saya tidak melihat ada masalah. Kita begitu nyaman bergerak di mana pun," kata Daniel, dilansir dari Antara, Rabu (18/11/2020).
Hingga saat ini, Indonesia telah mengamankan akses terhadap vaksin Covid-19 dari sejumlah pihak, misalnya dari China dan Uni Emirat Arab yang didapat melalui kunjungan langsung Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir pada pertengahan tahun ini.
"Dan pada akhirnya, kepentingan nasional kita [...] adalah kita belajar mengenai transfer teknologi melalui pandemi ini," ujar Daniel.
Menurutnya, upaya pengadaan vaksin Covid -19 saat ini merupakan satu dari tiga poin pemusatan kembali (refocusing) prioritas kerja Kemlu RI serta Perwakilan RI di luar negeri, khususnya untuk membantu pemerintah mengelola wabah melalui diplomasi kesehatan.
Baca Juga
"Untuk jangka pendek dan jangka panjang, tiga isu--diagnostik, terapeutik, dan vaksin--akan mewarnai diplomasi kita dalam isu kesehatan," katanya.
Kemampuan diagnosik, seperti pengadaan uji PCR atau uji cepat, sebelumnya telah menjadi langkah awal Indonesia dalam penanganan pandemi. Data Kemlu per 17 November 2020 menunjukkan Kemlu telah memfasilitasi 120 dukungan internasional senilai US$135,28 juta (sekitar Rp1,9 triliun).
"Ke depan, untuk jangka panjang [diplomasi kesehatan], isu bahan baku obat akan kita sasar," ujar Daniel.