Bisnis.com, JAKARTA - Debat publik perdana untuk pemilihan kepala daerah atau Pilkada Solo 2020 telah dihelat di The Sunan Hotel Solo, Jumat (6/11/2020) malam.
Debat publik itu dihadiri seluruh pasangan calon kepala daerah yakni Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa yang bernomor urut 1 dan Bagyo Wahyono dan FX Suparjo, kontestan dengan nomor urut 2.
Dalam debat yang berlangsung dalam 8 segmen ini, KPU Solo telah menggandeng lima panelis atau tokoh untuk menjadi tim penyusun materi debat. Masing-masing pasangan cawali-cawawali itu sudah menyampaikan ide dan gagasan mereka untuk kemajuan Kota Solo.
Lantas, bagaimana hasil dari debat publik tersebut? Beberapa pengamat politik memberikan penilaian mereka tentang jalannya debat publik perdana Pilkada Solo 2020.
Kepala Pusat Study Demokrasi dan Ketahanan Nasional LPPM UNS Solo, Sunny Ummul Firdaus, kepada Solopos.com yang menghubunginya, Jumat malam, mengatakan masing-masing cawali-cawawali memiliki keunggulan sendiri.
Pengamat tersebut menilai dalam debat Pilkada Solo, Jumat malam, duet Gibran-Teguh unggul dalam penguasaan materi. Pasangan dari PDIP yang juga mendapat dukungan mayoritas parpol pemilik kursi DPRD Solo itu juga cukup baik dalam manajemen waktu penyampaian gagasan.
Baca Juga
Pada sisi lain, Sunny menilai pasangan Bajo lebih unggul dalam ketenangan berbicara atau menyampaikan gagasan mereka. Pasangan yang maju lewat jalur perseorangan tersebut juga punya visi kuat dalam hal pengembangan local wisdom.
“Intinya masing-masing punya keunggulan, sehingga silakan masyarakat yang menilai. Tentu warga Solo punya penilaian sendiri,” ujarnya.
Pengamat politik dari UNS Solo, Agus Riewanto, memberikan penilaian hampir sama terkait jalannya debat Pilkada Solo itu. Menurutnya, secara substansi memang Gibran-Teguh lebih menguasai materi debat.
Namun, dia menilai cara penyampaian pasangan nomor urut 01 kurang runtut atau sistematis. Sementara itu, pasangan Bajo karena usianya yang sudah matang, menurut Agus, bisa lebih tenang dalam penyampaian ide dan gagasan mereka.
Tapi secara gaya penyampaian ide, Agus menilai Bajo kurang bisa menunjukkan sebagai karakter pemimpin.
“Kalau saya lihat pasangan 02 ini tidak seperti sedang berkompetisi ya. Tapi seperti seseorang yang sedang menguraikan masalah, bukan gagasan seorang pemimpin. Kurang gereget dalam gaya penyampaian. Tapi jauh lebih tenang memang,” tuturnya