Bisnis.com, SOLO - Pengamat politik dari UNS Solo, Agus Riewanto, menilai Pilkada Solo 2020 bakal melahirkan matahari kembar atau dua sumber kekuasaan.
Pada satu sisi, sumber kekuasaan di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang dipimpin wali kota terpilih. Pada sisi lain lain ada sosok FX Hadi Rudyatmo, Wali Kota Solo saat ini yang menjabat Ketua DPC PDIP Solo.
PDIP memiliki kekuatan besar dengan 30 kursi DPRD Solo hingga 2024. Fraksi PDIP merupakan mayoritas tunggal parlemen Solo yang hanya memiliki total 45 kursi.
Dengan kekuatan yang ada, pengamat politik tersebut menilai FPDIP bakal menentukan setiap arah kebijakan DPRD Solo, bahkan hingga setelah pilkada Desember nanti.
Posisi menentukan kebijakan itu baik melalui mekanisme musyawarah untuk mufakat maupun votting. Siapa pun pemenang Pilkada Solo 2020, mereka akan menghadapi kekuatan besar PDIP dengan kepemimpinan Rudy.
Apalagi secara figur atau ketokohan, Rudy cukup dekat dengan rakyat. Bisa saja wali kota-wakil wali kota justru berada dalam bayang-bayang politikus kawakan itu.
“Sangat besar [kemungkinan munculnya matahari kembar], tidak terkecuali bila wali kota dan wakil wali kota terpilihnya pasangan Gibran-Teguh. Sebab, saya lihat Pak Rudy masih ingin memegang kekuatan kultural partai setelah pensiun dari wali kota,” tutur Agus dalam wawancara dengan Solopos.com, Selasa (3/11/2020),
Pola interaksi dan tarik menarik kekuatan antar dua matahari seusai Pilkada Solo, menurut pengamat politik itu bakal menarik. Agus memprediksi pasangan Gibran-Teguh yang bakal memenangi Pilkada 2020.
Apalagi, Gibran berpotensi menjadi kian besar. Namun, dia harus bisa memperkuat ketokohan pribadinya dengan mendekati masyarakat Solo dari berbagai lapisan.
Proses itu pula yang dulu dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika menjadi Wali Kota Solo. Caranya menjadi pemimpin humanis.
Dinamika politik akan kian menarik bila Gibran ingin masuk ke jajaran struktur PDIP, baik tingkat Solo maupun DPD PDIP Jateng.
“Tapi kalau pun mau masuk struktur partai dugaan saya tidak akan Gibran lakukan dalam waktu dekat ini,” sambungnya.
Pengamat asal UNS Solo itu menilai secara politik Gibran memang harus masuk struktur PDIP setelah Pilkada. Hal itu harus sudah bisa dilakukan sebelum Jokowi lengser dari kursi Presiden.
Selama Jokowi masih menjabat Presiden, Gibran bakal nyaman-nyaman saja sebagai Wali Kota Solo.
“Tapi, orang parpol sudah mengunci Gibran agar tak sampai level tinggi, baik pusat maupun daerah. Sebelum Pak Jokowi lengser, Gibran harus sudah masuk jabatan strategis. Tapi, apakah keinginan Gibran linier dengan keinginan parpol?” ujarnya.