Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikator Bursa AS Prediksi Trump Menang?

Dilansir Bloomberg, menjelang pilpres AS yang digelar pada Selasa (3/11/2020) kinerja indeks S&P terdorong menuju area positif dalam tiga bulan terakhir, setelah pada minggu lalu negatif.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Indikator pasar modal Amerika Serikat menjelang pilpres dinilai menunjukkan tanda-tanda kemenangan untuk Donald Trump.

Dilansir Bloomberg, menjelang pilpres AS yang digelar pada Selasa (3/11/2020) kinerja indeks S&P terdorong menuju area positif dalam tiga bulan terakhir, setelah pada minggu lalu negatif.

Pada Senin (2/11/2020), indeks S&P 500 ditutup naik 1,22 persen dari perdagangan hari sebelumnya, setelah melemah 1,21 persen.

Rebound ini bisa saja menjadi sebuah isyarat kemenangan Trump terpilih kembali jadi Presiden AS, mengingat pasar yang meningkat cenderung memproyeksi kemenangan dari petahana.

Pada 2016, walaupun hasil polling menyatakan Hillary Clinton mendominasi atas Trump, indeks S&P turun 9 hari berturut-turut sebelum hari pemilihan, menyeret kinerja 3 bulan ke area negatif. Pada akhirnya, Trump yang terpilih sebagai Presiden AS.

Pada tahun ini di mana terjadi wabah dan lockdown telah mengubah hampir setiap narasi politik, menempatkan keyakinan pada indikator market dinilai berisiko.

Jutaan masyarakat AS telah memberikan suaranya dan polling menunjukkan hanya sedikit pemilih yang belum menentukan pilihan sebelum hari pemungutan suara.

Namun, pada saat klien investor Citigroup Inc. memprediksi kemenangan Trump dan responden dari survei Evercore ISI memproyeksi Biden yang mampu mengambil alih Gedung Putih, beberapa investor pasar modal bisa saja memilih untuk percaya pada isyarat pasar modal.

Pasalnya, kinerja indeks S&P 500 pada bulan-bulan menjelang pemilihan telah dengan tepat memprediksi siapa yang menang sebanyak 20 dari 23 kali terakhir.

Peter Boockvar, Chief Investment Officer di Bleakley Advisory Group, menyatakan kalaupun dia sudah tahu hasil pilpres saat ini, tak berarti respons pasar mudah ditebak.

Sementara itu BBC News melansir, sejak awal tahun ini beberapa lembaga polling telah merilis hasil survei mereka. Setidaknya, telah ada hasil survei sejak 11 Januari 2020.

Mayoritas hasilnya mengunggulkan Joe Biden, yang berasal dari Partai Demokrat, menang dalam pilpres AS kali ini, mengalahkan petahana Donald Trump.

Dari ratusan survei yang dilakukan, hanya 4 polling yang mengunggulkan Trump menang pilpres, 4 survei menunjukkan hasil seri, dan sisanya dimenangkan Biden.

BBC News menyatakan polling nasional merupakan salah satu panduan yang baik untuk menunjukkan seberapa populer kandidat calon presiden di seluruh wilayah AS. Namun, bukan berarti hasilnya dapat digunakan untuk memprediksi hasil pilpres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg, BBC
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper