Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Global Turun 49 Persen, Negara Maju Paling Terdampak

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam laporan terbarunya menyatakan penguncian di seluruh dunia memperlambat proyek investasi. Prospek resesi yang mendalam juga membuat perusahaan multinasional menilai kembali proyek baru.
Suasana pabrik kapal Damen di Gorinchem, Belanda. Perusahaan menyelesaikan pesanan 160 kapal setiap tahun dengan kontributor pendapatan terbesar berasal dari Eropa yakni 32 persen dan Asia Pasifik 28 persen./ Bisnis - Duwi Setiya Ariyanti
Suasana pabrik kapal Damen di Gorinchem, Belanda. Perusahaan menyelesaikan pesanan 160 kapal setiap tahun dengan kontributor pendapatan terbesar berasal dari Eropa yakni 32 persen dan Asia Pasifik 28 persen./ Bisnis - Duwi Setiya Ariyanti

Bisnis.com, JAKARTA - Arus investasi asing langsung (FDI) global turun 49 persen pada paruh pertama 2020 dibandingkan dengan periode yang sama 2019, dengan dampak paling besar memukul negara maju.

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam laporan terbarunya menyatakan penguncian di seluruh dunia memperlambat proyek investasi. Prospek resesi yang mendalam juga membuat perusahaan multinasional menilai kembali proyek baru.

"Penurunan FDI lebih drastis dari yang kami perkirakan, terutama di negara maju. Negara berkembang berhasil mengatasi badai dengan relatif lebih baik untuk paruh pertama tahun ini," kata James Zhan, Direktur Investasi dan Perusahaan UNCTAD, dalam keteragan tertulis dilansir Selasa (3/11/2020).

Ekonomi negara maju mengalami penurunan terbesar, dengan FDI mencapai sekitar US$98 miliar, turun 75 persen dibandingkan dengan paruh pertama 2019.

Tren ini diperburuk oleh arus masuk negatif yang tajam di ekonomi Eropa, terutama di Belanda dan Swiss. Arus FDI ke Amerika Utara juga turun 56 persen menjadi US$68 miliar.

Sementara itu di negara berkembang, pukulan terhadap FDI justru dapat diredam, dengan penurunan 16 persen pada semester pertama tahun ini. Hal itu terutama disebabkan oleh ketahanan investasi di China. Arus turun hanya 12 persen di Asia, tetapi di Afrika sebesar 28 persen dan 25 persen di Amerika Latin dan Karibia.

Dalam enam bulan hingga Juni 2020, negara berkembang di Asia menyumbang lebih dari setengah dari FDI global. Arus ke ekonomi dalam transisi turun 81 persen karena penurunan yang kuat di Rusia.

Laporan UNCTAD juga menunjukkan bahwa nilai merger dan akuisisi (M&A) lintas batas mencapai US$319 miliar pada tiga kuartal pertama 2020. Di negara-negara maju yang menyumbang sekitar 80 persen dari transaksi global, penurunannya mencapai 21 persen.

Nilai pengumuman proyek investasi lapangan (greenfield) yang menjadi indikator tren FDI di masa depan, adalah US$358 miliar dalam delapan bulan pertama 2020. Ekonomi negara berkembang mengalami penurunan yang jauh lebih besar (-49 persen) daripada negara maju (-17 persen), mencerminkan lebih banyak kapasitas terbatas untuk meluncurkan paket dukungan ekonomi.

Jumlah kesepakatan keuangan proyek lintas batas yang diumumkan turun 25 persen, dengan penurunan terbesar pada kuartal ketiga tahun 2020, menunjukkan bahwa penurunan masih semakin cepat.

Sementara itu, prospek untuk setahun penuh tetap sejalan dengan proyeksi UNCTAD sebelumnya yakni penurunan 30 persen hingga 40 persen. Laju penurunan di negara-negara maju kemungkinan besar akan mendatar karena beberapa aktivitas investasi tampaknya meningkat pada kuartal ketiga.

Di sisi lain, arus investasi ke negara berkembang diperkirakan akan stabil, dengan Asia Timur menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang akan datang.

Alirannya akan bergantung pada durasi krisis kesehatan dan efektivitas intervensi kebijakan untuk mengurangi dampak ekonomi dari pandemi. Risiko geopolitik terus menambah ketidakpastian. Meskipun terjadi penurunan pada 2020, FDI tetap menjadi sumber pembiayaan eksternal terpenting bagi negara berkembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper