Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengeluarkan klarifikasi tentang pandangannya mengenai peristiwa yang terjadi di Prancis. Dia mengaku bahwa tulisan yang ada di blognya tersebut disalahtafsirkan.
Dia menyatakan bahwa tulisan di blognya tersebut diterjemahkan secara salah dan keluar dari konteks yang sebenarnya.
"Saya benar-benar muak dengan upaya yang salah dalam menggambarkan dan mengambil keluar dari konteks apa yang saya tulis di blog saya kemarin," kata Mahathir melalui blog-nya di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/10/2020).
Dia mengatakan mereka yang salah tafsir hanya menyoroti satu bagian dari paragraf 12 yang berbunyi: "Muslim berhak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis untuk pembantaian di masa lalu."
Langkah sejumlah pihak yang hanya menyoroti satu bagian tersebut, menurutnya, membuat keutuhan pesan yang disampaikan di tulisannya menjadi hilang. Sementara itu, tulisan yang dipotong tersebut membuat pesan sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Mahathir menjadi berubah.
"Mereka berhenti di sana dan menyiratkan bahwa saya sedang mempromosikan pembantaian Prancis." katanya.
Baca Juga
Hal itu menurutnya, membuat dirinya dinilai mempromosikan kekerasan di berbagai media sosial seperti di Twitter dan Facebook.
"Karena perputaran dan keluar dari konteks oleh orang-orang yang mengambil postingan saya, laporan dibuat terhadap saya dan saya dituduh mempromosikan kekerasan dan lain-lain di Facebook dan Twitter," katanya.
Alhasil, Facebook dan Twitter pun menghapus unggahan tersebut meskipun, Mahathir berupaya menjelaskan konteks tulisannya.
"Tidak ada yang dapat saya lakukan dengan keputusan FB dan Twitter untuk menghapus posting saya. Menurut saya, karena mereka adalah penyedia kebebasan berbicara, setidaknya mereka harus mengizinkan saya untuk menjelaskan dan mempertahankan posisi saya," katanya.