Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perangi Korupsi di Malaysia, Mahathir Dirikan Partai Pejuang

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad akhirnya menamai partainya yang baru didirikan dengan nama Partai Pejuang.
Mahathir Mohamad./Bloomberg-Samsul Said
Mahathir Mohamad./Bloomberg-Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad akhirnya menamai partainya yang baru didirikan dengan nama Partai Pejuang.

Mahathir mengatakan partai itu dibentuk dari kesadaran dan kebutuhan untuk memerangi korupsi yang menghancurkan bangsa. Dia mengajak warga negara Malaysia untuk memerangi korupsi bersama partainya.

“Jika Anda menginginkan posisi dan uang, pilih pihak lain. Jika Anda ingin menebus martabat Anda dan mempertahankan hak kita maka pilih partai kami. Pilih Pejuang, ”katanya dalam pernyataan yang diposting di halaman Facebook dan Twitter seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (13/8).

Minggu lalu Mahathir, 95, mengumumkan pembentukan partai politik baru, tetapi tidak mengungkapkan nama partainya.

Partai baru, yang akan dipimpin oleh putranya Mukhriz Mahathir sebagai presiden dan dirinya sendiri sebagai ketuanya, tidak sejalan dengan Pakatan Harapan (PH) atau Perikatan Nasional (PN).

Mahathir pada Mei 2018 memimpin koalisi PH meraih kemenangan bersejarah dalam pemilihan umum hingga kemudian menjadi perdana menteri Malaysia.

Selama konferensi pers yang mengumumkan pembentukan partai minggu lalu, Mahathir mengatakan bahwa partainya yang baru berbasis etnis Melayu dan akan fokus pada pemberantasan korupsi dan memastikan Malaysia "sekali lagi menjadi macan Asia.

Pemerintah Pakatan Harapan bubar pada Februari lalu, kurang dari setengah masa pemerintahan, setelah mencuat upaya perebutan pengaruh.

Mahathir pun lantas mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Selama berhari-hari, partai-partai politik dan anggota parlemen mengubah aliansi, mereka terpecah antara kubu yang mendukung Mahathir atau Anwar.

Akhirnya, Muhyiddin, yang semula berada di kubu Mahathir, menjadi penantang ketika partai-partai dari pemerintahan sebelumnya setuju untuk mendukungnya. Mahathir menolak beberapa dukungan oposisi karena dia mengatakan itu berarti bekerja dengan individu-individu yang "korup".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper