Bisnis.com, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara terkait isu pemilihan presiden Amerika Serikat atau perseteruan antara Donald Trump dan Joe Biden.
SBY menilai siapa pun yang akan menduduki kursi nomor satu di Negeri Paman Sam, hubungan bilateral antara Indonesia dan AS harus ditingkatkan.
“Sesuai dengan pengalaman saya bekerja sama dengan Presiden Bush dan Presiden Obama di waktu lalu, kepentingan nasional Indonesia tetap dapat kita capai dan perjuangkan siapa pun yang menjadi presiden Amerika,” ujarnya seperti dikutip dari akun Facebook Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (30/11/2020).
SBY beralasan bahwa berdasarkan pengalamannya ketika menjabat sebagai Presiden RI, baik kubu pemerintah maupun oposisi di AS memiliki pendapat yang relatif sama terkait hubungan luar negeri.
Lebih lanjut, SBY juga menghargai perbedaan pendapat atau pandangan yang menilai jika Trump memenangkan pilpres maka akan lebih menguntungkan Indonesia dan hal yang sama untuk Bidden.
Ada dua alasan yang mendasari beberapa kalangan menilai Trump akan lebih menguntungkan Indonesia jika terpilih kembali sebagai Presiden AS.
Pertama, Trump yang berasal dari Partai Republik tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia seperti HAM, demokrasi, dan yang lainnya.
Kedua, sang petahana yang dinilai pro-pebisnis juga akan terus membawa angin segar ada iklim investasi di Indonesia jika terpilih lagi.
Sebaliknya, mereka yang mendukung Biden memenangi kontestasi pilpres beralasan Trump dinilai ultranasionalistik atau tidak peduli dengan negara lainnya.
“Saya juga tak ingin buru-buru mengatakan bahwa yang pro-Trump salah, atau sebaliknya justru yang pro-Biden yang salah. Mengapa? Mereka yang berbeda pandangan itu punya alasan masing-masing,” jelas SBY.
Menurut SBY, alasan-alasan itu sebagian mengandungi kebenaran yang artinya tidak ada yang salah mutlak dan juga yang benar mutlak.