Bisnis.com, JAKARTA - Skema vaksinasi Covid-19 telah memasuki fase finalisasi menjelang pekan ke empat sejak Presiden Jokowi memerintahkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 untuk melakukan penyusunan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan konten skema tersebut mencakup sejumlah hal, antara lain; kelompok prioritas; peta suplai berdasarkan tahapan ketersediaan vaksin dan komitmen-komitmen yang telah dimiliki; serta petunjuk teknis, baik distribusi logistik maupun ketersediaan pelayanan.
"Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah melakukan preliminary study terkait dengan persepsi masyarakat mengenai vaksin sebagai awalan pemilihan strategi komunikasi terkait vaksin kedepannya," kata Wiku kepada Bisnis, Kamis (23/10/2020).
Pada 28 September 2020 lalu, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk membuat detail rencana vaksinasi dengan tujuan, pelaksanaan di lapangan dapat segera dilakukan ketika vaksin tersedia.
Presiden Jokowi meminta jajarannya menyusun skema mulai dari perencanaan detil, kapan proses vaksinasi dimulai, siapa pihak pemberi vaksin, dan siapa pihak penerima vaksin.
Dari sisi persiapan yang sudah berjalan, sejumlah kerja sama dilakukan antara perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta dalam pengembangan vaksin Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga
Adapun, dalam strategi jangka pendek dari kerja sama antara Indonesia dan Sinovac Biotech Ltd. asal China, komitmen delivery sebanyak 260 juta dosis, dengan perincian 15 juta di Nov-Des 2020; 35 juta Jan-Mar 2021; dan 210 Juta Apr-Des 2021.
Kemudian dengan CanSino saat ini kapasitasnya adalah 100 juta dosis dan rencananya akan diperbesar dengan uji klinis ditargetkan selesai Desember 2020. Lalu, AstraZaneca dengan kapasitas produksi 3 milir dosis/tahun pada 2021, uji klinis selesai Desember 2020.
Selanjutnya, Novavax asal Amerika Serikat menawarkan kerja sama ke Indo Farma sebagai distributor dan dikatakan dapat menyuplai vaksin hingga 100 juta dosis.
Selanjutnya, kerja sama antara PT Kalbe Farma dan Genexine Consortium asal Korea Selatan menargetkan kapasitas produksi 50 juta dosis/tahun.
Sementara itu, untuk kerja sama yang dilakukan antara PT Bio Farma dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI), ditargetkan PT Bio Farma masuk dalam 10 perusahan yang dapat memproduksi vaksin CEPI dengan bahan baku dari Mumbai, India.
Selain itu, kerja sama antara PT BCHT Bioteknologi Indonesia dan China Sinopharm International Corporation telah melewati masa uji klinis fase 1-2 yang dilakukan pada April 2020 di China.