Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan farmasi pengembang vaksin Covid-19 AstraZeneca memastikan salah satu relawan uji vaksin yang meninggal di Brasil belum mendapat suntokan vaksin dari Astra Zeneca.
Sebelumnya, Otoritas Kesehatan Brasil Anvisa menyatakan telah diberitahu atas kematian relawan vaksin pada Senin (19/10/2020), dan telah menerima laporan dari komite internasional yang melaukan penilaian keamanan uji coba vaksin Covid-19.
Anvisa juga menyebutkan bahwa komite tersebut menyarankan agar studi terkait vaksin tersebut tetap dilanjutkan.
AstraZeneca, yang juga menjadi salah satu pengembang vaksin bersama dengan Univesity of Oxford mengatakan tidak bisa memberikan keterangan atas satu kasus saja, karena terkait kerahasiaan data relawan dan aturan dalam uji klinis.
Oxford juga menyatakan tidak meragukan pengujian vaksin setelah melakukan tinjauan independen dan dilakukan secara hati-hati.
“Pemerintah Brasil juga merekomendasikan agar proses uji coba tetap dulanjutkan,” kata Oxford communications Head Stephen Rouse, dilansir Bloomberg, Kamis (22/10/2020).
Baca Juga
Lantaran terjadinya kasus kematian satu orang di Brasil tersebut, perjanjian pembelian vaksin AstraZeneca turun 3,3 persen di New York pada Rabu (21/10/2020) sore.
Di Amerika Serikat, pengujian vaksin juga sudah mengalami penundaan selama sebulan.
Penelitiannya terhambat secara global pada September, ketika seorang relawan di Inggris jatuh sakit. Namun, penelitian kemudian dilanjutkan kembali di Inggris, Brasil, Jepang, Afrika Selatan, dan India dalam beberapa pekan belakangan.
Penundaan penelitian vaksin disebut umum terjadi, namun AstraZeneca dan Oxford juga sudah diminta untuk memberikan informasi lebih transparan terkait pengujian vaksin di Inggris Raya.
Terkait kasus ini, Menteri Kesehatan Jepang juga sudah meminta detail kematian relawan di Brasil dari pengujian vaksin AstraZeneca.
Kementerian Kesehatan Jepang juga memutuskan untuk tetap melanjutkan kerja sama dengan AstraZeneca dan Oxford untuk melakukan uji coba vaksin yang tepat yang dilakukan di Jepang.
Adapun, gangguan uji coba vaksin di AS turut menimbulkan kekhawatiran tentang prospek salah satu vaksin yang dianggap tercepat di dunia ini dan menyoroti rintangan yang dihadapi para peneliti saat mengembangkan vaksin.
Pembuat vaksin lain, Johnson & Johnson, mengatakan awal bulan ini bahwa mereka juga akan menghentikan uji coba untuk menyelidiki penyakit pada relawan uji coba.
Di Indonesia, Pemerintah juga bekerja sama dengan AstraZeneca untuk pengadaan vaksin.
Setidaknya, AstraZeneca telah menjanjikan akan menyediakan 100 juta dosis vaksin untuk Indonesia pada tahun depan setelah selesai melakukan uji klinis fase III. Namun, terkait dengan kejadian ini, belum ada keterangan lebih lanjut dari pemerintah.