Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dokter Relawan Uji Vaksin Covid-19 Meninggal, Begini Komentar Epidemiolog

Sukarelawan itu adalah seorang dokter berusia 28 tahun yang bekerja di garis depan pandemi yang meninggal karena komplikasi Covid-19.
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan meninggalnya seorang relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Brasil yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford menjadi contoh bahwa proses uji klinis vaksin Covid-19 tidak bisa dikerjakan secara cepat.

“Belajar dari beberapa kejadian ini, sebetulnya hanya semakin menegaskan bahwa proses uji klinis vaksin tidak bisa dibuat tergesa-gesa,” kata Dicky melalui pesan tertulis pada Kamis (22/10/2020).

Dia mengatakan, relawan yang meninggal itu masuk dalam kelompok penerima suntikan plasebo, bukan vaksin yang diuji. Suntikan plasebo itu sendiri digunakan sebagai media pembanding dalam rangka menguatkan tingkat validitas uji vaksin.

“Yang dilakukan secara buta, artinya tidak diketahui oleh relawan dan dokternya, siapa yang dapat suntikan plasebo biasanya vitamin atau lainnya dan suntikan vaksin yang diuji,” kata dia.

Sebelumnya, relawan uji vaksin buatan AstraZeneca dan Oxford yang meninggal selama pengujian di Brasil disebutkan karena menerima plasebo.

Badan Pengawasan Kesehatan Nasional Brasil, yang mengawasi beberapa uji coba vaksin Covid-19, mengatakan orang tersebut secara sukarela menerima kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan diproduksi oleh AstraZeneca.

Regulator Kesehatan Nasional Brasil, Anvisa, mengonfirmasi telah diberitahu tentang kasus tersebut pada 19 Oktober.

Beberapa media lokal termasuk surat kabar Globo menyebut relawan itu telah menerima plasebo, bukan vaksin uji. Laporan media mengatakan sukarelawan itu adalah seorang dokter berusia 28 tahun yang bekerja di garis depan pandemi yang meninggal karena komplikasi Covid-19.

Dia telah merawat pasien Covid-19 sejak Maret di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif di dua rumah sakit di Rio de Janeiro, kata Globo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper