Bisnis.com, JAKARTA — Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo membeberkan utang pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sejak 2015 sampai dengan 2020 menyentuh hampir Rp6 ribu triliun.
Menurut Gatot, besaran utang itu sudah melampaui akumulasi utang seluruh presiden sejak zaman Bung Karno hingga Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Gatot mengatakan, akumulasi utang dari zaman Bung Karno hingga SBY itu hanya berada di angka Rp2.400 triilun.
“Kemudian utang sejak tahun 2015 telah terjadi peningkatan utang hingga 2 kali lipat dari akumulasi seluruh presiden yang pada saat Bung Karno sampai SBY ada Rp2.400 triliun sedangkan sekarang sudah mencapai hampir Rp6.000 triliun,” kata Gatot dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa (21/10/2020).
Dikatakan, utang terhadap PDB pada tahun 2021 bakal meningkat menjadi kurang lebih 42,1 persen. Di sisi lain, rasio utang terhadap pendapatan negara pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 418 persen.
“Artinya utang sudah empat kali lebih dari pendapatan negara, ini benar-benar harus mendapatkan perhatian yang serius, di balik utang yang semakin tinggi ternyata cadangan devisa tidak meningkat sehingga kurs rupiah selalu akan tertekan,” kata dia.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, BI sebelumnya melansir posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Agustus 2020 sebesar US$413,4 miliar, meningkat 5,7 persen secara tahunan.
Rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 38,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2 persen.
Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN.