Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Achmad Yurianto menjelaskan soal kebutuhan vaksin Indonesia untuk mencapai kekebalan masyarakat atau herd immunity.
“Kalau ingin bisa herd immunity, maka tidak harus 100 persen [disuntik vaksin]. Cukup di kisaran 70 persen. Dari dasar ini yang kita pakai, maka sekitar 160 juta orang. Apabila kemudian menggunakan platform Sinovac yang harus dua kali suntik, artinya 2x160 juta dalah 320 juta,” kata Yuri dalam konferensi pers, Senin (19/10/2020).
Hingga Desember 2020, Yuri menyebutkan dipastikan bakal dapat setidaknya 9,1 juta dosis vaksin dari Sinovac, Sinopharm, dan Cansino.
Perinciannya, adalah dari Sinovac sebanyak 2 kali pengiriman pada awal November sebanyak 1,5 juta dosis vaksin. Kemudian di Desember 1,5 juta vaksin. Jumlah ini bisa diberikan ke 1,5 juta orang dengan dua kali penyuntikan.
Kemudian, kedua dari Sinopharm berkomitmen pada Desember akan mengirimkan 15 juta dosis, sehingga jika disuntikkan dua kali bisa digunakan oleh 7,5 juta orang.
Ketiga, dari Cansino menyanggupi untuk mengirim 100.000 dosis vaksin dengan satu kali penyuntikan.
Seluruh vaksin yang bisa tersedia tahun ini, kata Yuri, akan diberikan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan dan juga pegawai pelayanan publik seperti ASN, TNI, Polri yang terjun langsung berhadapan dengan masyarakat melakukan operasi yustisi.
Adapun, untuk 9,1 juta vaksin ini akan didanai oleh pemerintah melalui APBN.