Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Muhammadiyah menegaskan bahwa kendaraan ambulans yang diamankan aparat kepolisian saat demonstrasi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja bukan milik organisasi Islam itu.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu`ti mengatakan bahwa ambulans yang ditembak dengan gas air mata bukan milik Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
“Ambulans yang ditembak dengan gas air mata bukan milik MDMC dan rumah sakit Muhammadiyah. Ambulans tersebut milik atau dioperasikan oleh lembaga Tim Rescue ambulans Indonesia [TRAI],” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (15/10/2020).
Saat demonstrasi Selasa (13/10/2020) mobil ambulans tersebut terekam berusaha kabur dari sejumlah aparat kepolsian. Dari sebuah video yang beredar di media sosial, kendaraan itu mundur beberapa meter kemudian menerobos hadangan aparat kepolisian.
Sejumlah aparat yang melihat situasi itu seketika menembak gas air mata ke arah mobil. Beberapa aparat pengendara motor juga mengejar mobil tersebut. Setelahnya, mereka diamankan di Polda Metro Jaya.
Abdul Mu`ti menyebutkan bahwa mereka yang ditangkap bertindak sebagai pribadi dan tidak ada hubungan dengan kebijakan PP Muhammadiyah.
Baca Juga
“Setelah dilakukan komunikasi yang baik dengan jajaran kepolisian mereka sudah diperbolehkan pulang dan dijemput oleh keluarga masing-masing,” ujarnya.
Ormas Islam itu menyayangkan insiden pemukulan terhadap relawan MDMC. Muhammadiyah meminta Kapolri dan Kompolnas memeriksa oknum polisi yang melakukan pemukulan kepada relawan medis itu.
Bila terbukti bersalah melanggar prosedur dan peraturan, Muhammadiyah meminta agar mereka ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
“Muhammadiyah juga menghimbau kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah, agar tidak terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.”
Abdul Mu`ti menambahkan pihaknya meminta semua pihak menjaga ketenangan dan menciptakan situasi yang kondusif, rukun, guyub untuk kepentingan bangsa dan negara.