Bisnis.com, JAKARTA – China berencana menghapus metode yang digunakan untuk mengendalikan pelemahan nilai tukar yuan. Hal ini dilakukan sejalan dengan upaya mengatur ulang dukungan terhadap mata uang karena telah menguat ke level tertinggi sejak April tahun lalu.
Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC) menyatakan rasio cadangan untuk lembaga keuangan ketika mereka mengonversi dolar AS ke yuan kepada klien dalam beberapa perdagangan berjangka akan dipotong menjadi nol dari 20 persen mulai 12 Oktober mendatang.
PBOC menyatakan akan terus mempertahankan fleksibilitas nilai tukar yuan dan melakukan stabilisasi terhadap ekspektasi pasar. Selain itu, bank sentral juga berjanji menjaga yuan agar stabil pada tingkat ekuilibrium yang wajar.
Baca Juga
Analis di China Minsheng Bank Corp. Wen Bin mengatakan langkah tersebut akan membantu menstabilkan nilai tukar antara yuan dan dolar sejalan dengan pulihnya perekonomian China.
"Langkah ini juga akan membantu bank menurunkan biaya jangka panjang untuk menjual mata uang asing dan mengelola risiko pertukaran dengan lebih baik melalui derivatif," kata Wen seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (10/10/2020).
Adapun kepala penelitian Asia di Australia dan New Zealand Banking Group Ltd Khoon Goh mengatakan persyaratan cadangan biasanya dihapus ketika tidak ada lagi kekhawatiran terhadap depresiasi mata uang.