Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed: Stimulus Fiskal AS Tak Mendesak, Tenaga Kerja Masih Bisa Rebound

Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard menilai ada sumber daya yang cukup untuk membuat ekonomi AS melewati akhir tahun 2020, yakni pasar kerja rebound.
Warga melintas di depan gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/7/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Warga melintas di depan gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/7/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard menentang perlunya stimulus fiskal Amerika Serikat segera.

Dia menegaskan kembali bahwa ada sumber daya yang cukup untuk membuat ekonomi AS melewati akhir tahun 2020, yakni pasar kerja rebound.

Dia menilai berbeda dengan PHK selama krisis keuangan global 2008, sebagian besar PHK selama pandemi bersifat sementara, katanya dalam wawancara dengan Fox Business. Menurutnya, pada satu titik, sebanyak 85 persen kehilangan pekerjaan bersifat sementara.

“Ada peningkatan pesat di pasar tenaga kerja, yang kami tahu tentang pekerja semacam itu adalah mereka cenderung dipanggil kembali. Jadi mari kita berharap agar lebih banyak yang terus diingat. Jika itu terjadi, tingkat pengangguran akan turun dengan cepat dalam beberapa bulan terakhir tahun ini," katanya seperti dikutip Bloomberg Sabtu (10/10/2020).

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia menginginkan stimulus yang lebih besar dari pada yang ditawarkan oleh Demokrat.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin berkomunikasi dengan Ketua DPR Nancy Pelosi, dan membawa tawaran Gedung Putih sebesar US$ 1,8 triliun untuk stimulus ekonomi.

Pelosi telah mengusulkan rencana US$ 2,2 triliun. Angka tersebut turun dari paket US$ 3,4 triliun yang disahkan DPR pada bulan Mei.

Ekonomi harus terus pulih dari resesi yang disebabkan oleh virus Corona atau Covid-19, bahkan jika Kongres menunda pertimbangan stimulus fiskal tambahan hingga 2021. Hal tersebut dikatakan Bullard bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper