Bisnis.com, JAKARTA - Federal Reserve baru-baru ini memberi sinyal bahwa suku bunga Amerika Serikat akan tetap rendah selama setidaknya tiga tahun ke depan.
Menanggapi hal itu, belasan bank sentral dunia pekan ini akan menggelar pertemuan untuk merumuskan respons dari kebijakan moneter di ekonomi terbesar itu.
Para pejabat bank sentral mulai dari Swedia hingga Selandia Baru kini memiliki satu asumsi lain yang menjadi dasar pengambilan keputusan di luar kenyataan bahwa virus Corona masih belum dapat dikendalikan.
Panduan Fed menggabungkan kerangka kebijakan yang dirancang ulang untuk memungkinkan inflasi melampaui batas setelah periode kinerja yang kurang baik. Sikap itu mengejutkan otoritas moneter global dan dolar melemah ketika diumumkan bulan lalu.
Sementara mata uang AS yang lebih murah dengan suku bunga rendah dapat memengaruhi proyeksi inflasi bank sentral lainnya, hanya sedikit yang cenderung merespons dengan segera melakukan pelonggaran.
Dilansir Bloomberg, Senin (21/9/2020), dari 16 atau lebih keputusan yang dijadwalkan untuk beberapa hari ke depan, sebagian besar harus menunjukkan kebijakan ditahan pada pengaturan yang sudah longgar. Kolombia dan Meksiko, keduanya dekat dengan AS, kemungkinan masing-masing akan memangkas suku bunga acuan.
Baca Juga
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pekan ini akan berbicara di depan komite kongres selama tiga hari berturut-turut mulai Selasa untuk membahas respons terhadap pandemi. Dia kemungkinan akan menghadapi pertanyaan tentang keadaan ekonomi dan stimulus fiskal yang lebih luas.
Sementara itu, Gubernur Bank of England Andrew Bailey akan memiliki kesempatan untuk mengklarifikasi komentar mengejutkan bank sentral tentang persiapan untuk suku bunga negatif, Selasa pekan ini. Pada hari yang sama, data Inggris akan menjelaskan lebih lanjut tentang pukulan yang diakibatkan oleh pandemi terhadap keuangan publik.
Survei di Inggris dan kawasan euro di akhir pekan ini akan memberi investor wawasan apakah rebound dari pandemi telah mencapai puncaknya, dengan lonjakan infeksi baru kini mengancam upaya pemulihan.
Sedangkan bank sentral Swiss ditetapkan untuk mempertahankan suku bunga di angka -0,75 persen, sementara Norwegia dan Swedia diperkirakan akan tetap pada 0 persen. Pembuat kebijakan Ceko mungkin akan mempertahankan suku bunga di angka 0,25 persen. Di Hungaria, pembuat kebijakan akan memutuskan suku bunga juga, dengan inflasi naik ke puncak batas tolerasi.
Adapun Turki akan mengadakan pertemuan pengaturan suku bunga pada Kamis mendatang setelah lira mencapai rekor terendah berturut-turut dalam beberapa minggu terakhir. Otoritas moneter sejauh ini telah menggunakan pengetatan untuk menghindari kenaikan suku bunga secara langsung, sebuah tindakan yang menurut Presiden Recep Tayyip Erdogan akan dia lawan.
Di kawasan Asia, China diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada hari ini. Pada Rabu mendatang, pertemuan kebijakan Reserve Bank of New Zealand akan mempertimbangkan keputusan untuk adopsi suku bunga negatif. Bank sentral Thailand juga akan bertemu pada Rabu.
Di sisi data, perdagangan Korea Selatan untuk 20 hari pertama September akan diawasi dengan ketat untuk melihat apakah pemulihan dalam perdagangan global berlanjut.
Sementara di Amerika Latin, bank sentral Brasil pada Selasa akan merilis risalah pertemuan minggu lalu yang akan menawarkan pandangan lebih dekat pada keputusan untuk menahan suku bunga di rekor terendah 2 persen. Dua hari kemudian bank menerbitkan laporan inflasi kuartalan yang memperbarui prakiraan ekonomi penting dan panduan ke depan.
Kamis mendatang, Meksiko kemungkinan akan melonggarkan suku bunganya ke angka 4,25 persen bahkan dengan inflasi tepat di atas kisaran target bank. Pada Jumat, Kolombia dapat memperpanjang siklus pelonggaran enam bulan dan menurunkan biaya pinjaman ke rekor terendah 1,75 persen.
Di sisi data, Argentina adalah negara ekonomi besar terakhir yang melaporkan output kuartal kedua, dengan angka tahunan diharapkan mendekati hasil Meksiko sebesar -18,9 persen.