Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh! 25 Juta Sepeda Telantar di China Setelah Puluhan Startup Bangkrut

Tidak butuh waktu lama sebelum model bisnis bike sharing menjadi gangguan publik, karena trotoar, jalan setapak, taman, dan setiap inci ruang publik menjadi tempat pembuangan sepeda yang menganggur.
Tempat parkir sepeda di Amsterdam Belanda./Reuters
Tempat parkir sepeda di Amsterdam Belanda./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Di sebuah lahan di Wuhan, China, tumpukan sepeda tampak meluas sejauh mata memandang. Sebanyak 25 juta sepeda bekas itu terlantar setelah puluhan start-up berbagai sepeda di negara itu layu dan sebagian besar bangkrut.

Semua sepeda bekas harus dibuang pada akhir tahun di bawah skema yang diberlakukan oleh dewan kota untuk memastikan keamanan. Biaya untuk mengeluarkan jutaan sepeda tersebut harus ditanggung pembayar pajak, alias warga China karena seluruhnya berasal dari sekitar 70 perusahaan berbagi sepeda yang bangkrut.

Pembersihan besar-besaran itu seolah menyapu gelombang tren teknologi berbagi sepeda yang datang dari nol ke puncak dan deflasi yang cepat, semuanya hanya dalam empat tahun. Siklus yang terhitung singkat itu menghabiskan puluhan miliar dolar investasi, mengubah beberapa wirausahawan teknologi menjadi miliarder, tetapi pada akhirnya membebankan biaya lingkungan dan pembersihan kepada masyarakat luas.

Kegemaran berbagi sepeda di China dimulai pada akhir 2014 ketika lima anggota klub bersepeda Universitas Peking memunculkan ide penyewaan sepeda secara online.

Start-up bernama Ofo tumbuh dari ide tersebut dan menjadi yang pertama menyediakan layanan berbagi sepeda melalui ponsel. Dengan cepat, 70 perusahaan mengekor dan menarik puluhan miliar yuan dalam ekuitas swasta dan investasi modal ventura, dengan US$5 miliar dikucurkan ke lima terbesar, menurut perkiraan oleh China Money Network.

Setidaknya dua dari puluhan perusahaan itu, yakni Ofo dan Mobike menjadi unicorn, melebihi valuasi US$1 miliar. Satu perusahaan terdaftar di Shanghai, dengan nilai pasar mendekati 10 miliar yuan pada puncaknya.

Tidak butuh waktu lama sebelum model bisnis itu menjadi gangguan publik, karena trotoar, jalan setapak, taman, dan setiap inci ruang publik menjadi tempat pembuangan sepeda yang menganggur.

Pada 2017, tumpukan sepeda yang dibuang berubah menjadi tumpukan yang merusak pemandangan kota di mana pun perusahaan beroperasi. Dewan kota mengambil tindakan, mengeluarkan serangkaian aturan untuk mengatur penggunaan dan membatasi penjualan data pengguna yang diambil dari aplikasi persewaan sepeda.

Perang harga yang tiada henti pada biaya sewa, turun menjadi hanya 0,1 yuan meningkatkan pengeluaran tunai untuk perusahaan penyewaan sepeda dan sumber daya yang terkuras, bahkan ketika kebanyakan dari mereka berjuang untuk menemukan cara menghasilkan keuntungan.

Satu per satu, perusahaan bike sharing ditutup atau diambil alih. Lantas apa yang terjadi dengan sepeda yang berjumlah antara 25 juta hingga 30 juta itu?

"Sepeda bersama tidak akan pernah dapat digunakan kembali atau dijual kembali sebagai komoditas bekas. Mengikis, membongkar, dan mendaur ulang pada dasarnya adalah satu-satunya jalan keluar bagi mereka," kata Zhu Qi, manajer di China Recycling Resources, pendaur ulang milik negara di Beijing, dilansir South China Morning Post, Selasa (6/10/2020).

Zhu mengatakan sekitar 80 persen sepeda dapat didaur ulang dan digunakan kembali. Komponen utamanya adalah rangka, terbuat dari baja atau paduan aluminium, yang dapat dilebur menjadi logam, sedangkan ban karet dapat didaur ulang menjadi pelet untuk pengerasan ubin penyerap goncangan di taman bermain anak-anak.

Pendaur ulang biasanya membayar antara 20 dan 30 yuan untuk setiap sepeda, mendapatkan sekitar 40 yuan untuk potongan dengan keuntungan kotor 15 yuan per kendaraan. Harga itu tidak termasuk biaya tenaga kerja dan transportasi.

Secara hukum, perusahaan berbagi sepeda bertanggung jawab atas pembuangan barang-barang mereka. Namun, karena kebanyakan dari mereka telah bangkrut, pembersihan adalah urusan terakhir mereka.

Beban itu jatuh ke tangan pemerintah daerah. Dewan kota Dongguan di pusat manufaktur China selatan provinsi Guangdong, menghabiskan 1 juta yuan uang pembayar pajak untuk membersihkan puluhan ribu sepeda terlantar dari jalan-jalannya tahun lalu dengan biaya 8 yuan per kendaraan.

“Sekarang puncak sepeda berbagi daur ulang telah berlalu. Perusahaan sepeda telah berhenti membakar uang dan meletakkan tumpukan sepeda di jalan, dan secara bertahap digantikan oleh yang listrik," kata Zhu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : South China Morning Post
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper