Bisnis.com, JAKARTA - Laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional atau ILO mengungkapkan setidaknya 34 juta pekerja di Amerika Latin dan Karibia kehilangan pekerjaannya karena pandemi Covid-19.
Amerika Latin dan Karibia adalah kawasan dengan kontraksi jam kerja terbesar di dunia, dengan perkiraan kerugian sekitar 20,9 persen untuk tiga kuartal pertama 2020. Angka ini hampir dua kali lipat dari perkiraan global 11,7 persen.
"Kami menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu membangun kembali pasar tenaga kerja di kawasan itu, yang berarti menghadapi kegagalan struktural yang diperburuk dengan pandemi, seperti produktivitas yang rendah, informalitas yang tinggi, dan ketimpangan pendapatan dan peluang pekerjaan," kata Direktur Kantor Regional ILO untuk Amerika Latin dan Karibia Vinícius Pinheiro, dalam keterangannya, dikutip Senin (5/10/2020).
Tingkat pekerjaan mencapai 51,1 persen pada kuartal pertama, penurunan sebesar 5,4 poin persentase dibandingkan dengan data untuk periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam laporannya ILO juga menyatakan pada kuartal ketiga 2020, tingkat aktivitas ekonomi telah sedikit membaik.
"Tanda-tanda awal pemulihan adalah berita positif, tetapi dampak Covid-19 pada pekerjaan dan bisnis sangat besar, dan jalan di depan masih panjang," kata Pinheiro.
Penghasilan dari pekerjaan juga menyusut sebesar 19,3 persen, jauh di atas angka dunia sebesar 10,7 persen. Mengingat bahwa pendapatan tenaga kerja mewakili rata-rata antara 70 persen dan 90 persen dari total pendapatan keluarga, pengurangan ini berarti kerugian besar bagi banyak rumah tangga, dengan dampak yang signifikan pada tingkat kemiskinan.
Baca Juga
ILO juga memperingatkan bahwa krisis dapat memperburuk ketidaksetaraan yang ada sebelum merebaknya pandemi. Para pekerja yang paling terkena dampak krisis adalah di antara sektor-sektor penduduk yang paling miskin, pekerja informal atau kelompok rentan.
Untuk mengatasi efek pandemi, negara-negara di kawasan ini telah mengadopsi kombinasi tindakan yang bertujuan untuk melindungi pekerjaan, pendapatan, dan perusahaan.
"Sangat penting untuk memperkuat mekanisme dialog sosial untuk penyelesaian pakta atau kesepakatan nasional yang mengarah pada pemulihan dengan transformasi produktif, formalisasi, universalisasi perlindungan sosial dan transisi yang adil menuju model pembangunan yang lebih berkelanjutan dan inklusif," tambah Pinheiro.