Bisnis.com, JAKARTA – Laporan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) terakhir menjelang pemilihan presiden November mendatang diperkirakan menunjukkan perbaikan lambat pada penambahan angka perekrutan.
Berdasarkan median analis dari data Departemen Tenaga Kerja, dilansir dari Bloomberg, Jumat (2/10/2020), jumlah perekrutan hanya bertambah 875.000 orang pada September 2020 atau lebih rendah dibandingkan 1,37 juta pada Agustus 2020.
Sementara itu, angka pengangguran diproyeksikan turun tipis menjadi 8,2 persen pada periode yang sama.
Data-data tersebut mewakili perbaikan terkecil dalam sejarah pemulihan ekonomi. Laju penambahan angka perekrutan bisa menunjukkan perbaikan lambat atau justru sebaliknya.
“Masih banyak tekanan dalam pasar tenaga kerja. Perbaikan masih jauh. Kami mulai melihat penurunan di beberapa sektor kunci dalam pertumbuhan ekonomi,” kata Ketua Ekonom Internasional ING James Knightley.
Data yang ditampilkan oleh Departemen Tenaga Kerja itu sekaligus memperlihatkan bahwa masih ada tekanan dibalik tren pemulihan. Jumlah pekerjaan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) secara permanen tercatat bertambah dibandingkan pekerja yang dirumahkan secara sementara.
Baca Juga
Data yang sama juga menunjukkan jumlah pengangguran masih bervariasi di tiap negara bagian. Minggu lalu, ada 837.000 warga Amerika Serikat yang mengklaim jaminan pengangguran atau masih empat kali lebih tinggi dibandingkan level pra pandemi.
“Putaran awal stimulus fiskal sudah memberikan bantalan cukup bagi pemulihan ekonomi untuk terus berlanjut. Tetapi, situasinya justru memburuk ketika melaju ke kuartal IV,” kata analis Bloomberg Yelena Shulyatyeva, Andrew Husby, dan Eliza Winger.