Bisnis.com, JAKARTA - Bareskrim Polri mengungkapkan bahwa tersangka Irjen Polisi Napoleon Bonaparte diduga meminta uang sebesar Rp7 miliar kepada tersangka Djoko Soegiharto Tjandra melalui pihak swasta Tomy Sumardi.
Hal tersebut terungkap setelah Divisi Hukum Polri menjawab dalil permohonan dalam gugatan praperadilan yang dilayangkan tersangka Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Antara tersangka Irjen Pol Napoleon Bonaparte dan pihak swasta Tomy Sumardi, telah sepakat bahwa uang yang harus dibayarkan Djoko Tjandra untuk menghapus status red notice adalah sebesar Rp3 miliar.
Namun, tersangka Irjen Pol Napoleon Bonaparte minta tambahan Rp4 miliar menjadi Rp7 miliar.
"Fakta perbuatan Pemohon adalah setelah adanya pertemuan kesepakatan tentang nilai sejumlah yang awalnya Rp 3 miliar yang akhirnya nilai itu disepakati sebesar Rp7 miliar," tutur Tim Hukum Bareskrim Polri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dia menjelaskan bahwa tim penyidik Bareskrim Polri telah memiliki alat bukti berupa rekaman kamera CCTV yang menunjukkan bahwa pihak swasta Tomy Sumardi sebagai perantara Djoko Tjandra memberikan uang ke Irjen Pol Napoleon Bonaparte.
Baca Juga
Uang tersebut diberikan kepada Irjen Pol Napoleon Bonaparte dalam bentuk dolar Amerika Serikat dan dolar Singapura secara bertahap.
"Bukti CCTV jelas-jelas melihat uang itu diserahkan kepada pemohon. Penyerahan uang tersebut berimplikasi pada pengambilan keputusan yang lebih menguntungkan pemberi suap," katanya.
Uang dari Tommy Suwardi itu diserahkan pada rentang waktu April-Mei 2020. Dana Rp7 miliar itu pun diberikan secara bertahap.