Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan posisi dan kedaulatan Indonesia di tengah hubungan China dan Amerika Serikat yang memanas.
Penegasan tersebut disampaikan kepada pejabat pentagon US Under Secretary of Defense For Policy dalam courtesy call.
"Saya bilang, negara ini terlalu besar untuk berkiblat ke salah satu kekuatan mana pun," kata Luhut dalam kuliah umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Jumat (18/9/2020).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga memberikan penegasan atas posisi Indonesia di tengah ketegangan kedua negara.
Retno angkat bicara terkait dengan laporan Pentagon “Military and Security Development Involving the People’s Republic of China 2020” yang terbit Selasa, 1 September 2020. Laporan itu menyebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang dianggap oleh China sebagai lokasi bagi fasilitasi logistik militernya.
Retno secara tegas membantah jika Indonesia akan dijadikan pangkalan militer oleh China.
Baca Juga
"Secara tegas saya ingin menekankan bahwa sesuai dengan garis dan prinsip politik luar negeri Indonesia, maka wilayah Indonesia tidak dapat dan tidak akan dijadikan basis atau pangkalan maupun fasilitas militer bagi negara manapun," ujar Retno dalam press briefing virtual Kementerian Luar Negeri, Jumat (4/9/2020).
Bahkan Retno mengulangi dan menegaskan pernyataannya itu bahwa wilayah Indonesia tidak akan pernah menjadi pangkalan militer bagi negara lain.
Dalam laporan Pentagon, tak hanya Indonesia yang disebut-sebut, negara lain juga disasar seperti Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.
Tawaran juga diberikan ke Namibia, Vanuatu dan Kepulauan Solomon. Kamboja bahkan disebut sudah menandatangani perjanjian rahasia yang memungkinkan militernya dipakai China.