Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi Kampanye, Trump Sebut Covid-19 Bisa Diatasi Tanpa Vaksin

Trump mengatakan Covid-19 bisa diatasi tanpa vaksin, meski mengakui kehadiran vaksin bakal membuat segalanya lebih cepat.
 Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n
Presiden AS Donald Trump berbicara selama acara di Fincantieri Marinette Marine di Wisconsin, Amerika Serikat pada Kamis (25/6/2020). (Thomas Werner/Bloomberg)n

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump berkata pandemi Covid-19 di AS bisa diatasi tanpa harus menunggu vaksin. Pernyataan itu dia sampaikan dalam salah satu sesi kampanye di Pennyslvania, Selasa (15/9) malam waktu AS.

"Anda semua perlu mengembangkan semacam mental herd [immunity]. Ini semua bisa diatasi dengan meningkatkan imunitas. Itulah yang akan terjadi. Hanya saja, memang dengan vaksin [pandemi] ini akan berlalu lebih cepat," kata Trump seperti diwartakan Bloomberg, Rabu (16/9).

Saat ini, konsentrasi Trump tengah terbelah. Di satu sisi, sebagai presiden AS dia dituntut terus mengambil kebijakan untuk menurunkan tingkat persebaran virus.

Saat ini jumlah kasus terkonfirmasi di AS telah mencapai angka 6,61 juta, dengan 196.000 lebih di antaranya telah dinyatakan meninggal.

Namun di sisi lain, dia dihadapkan pada tantangan berat masa kampanye. Pemungutan suara Pilpres Negeri Paman Sam tinggal 48 hari lagi, dan berdasarkan berbagai survei dirinya masih kalah popularitas dari Joe Biden.

Survei mengatakan Trump paling terpuruk di kalangan pemilih bergaris keturunan Asia. Dalam survei terakhir yang dilakukan Asian American Voter Survey, cuma 30 persen yang percaya dengan Trump. Sementara, kepercayaan kalangan Asia-Amerika terhadap Biden berada pada angka 54 persen.

Salah satu pemicu utama buruknya popularitas Trump adalah keputusannya memanaskan perang dagang dengan China. Keputusannya yang paling dianggap tidak populer adalah menendang Huawei karena dianggap muncul sebagai mata-mata Beijing.

Penanganan wabah yang buruk juga ikut memperparah sentimen buruk terhadap politikus Demokrat tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper