Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Pandemi, Rolls-Royce Rugi US$7 Miliar di Semester I/2020

Produsen mesin pesawat ini mencatat kerugian sebelum pajak senilai US$5,4 miliar poundsterling (US$7 miliar) pada semester I/2020. Perseroan juga berencana menjual aset untuk mengumpulkan modal tambahan.
Pesawa Boeing B787-10 bermesin Rolls Royce/Reuters
Pesawa Boeing B787-10 bermesin Rolls Royce/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rolls-Royce Holdings Plc membukukan kerugian pada paruh pertama tahun ini karena pandemi virus corona menghambat perjalanan udara di seluruh dunia.

Dilansir dari Bloomberg, produsen mesin pesawat ini mencatat kerugian sebelum pajak senilai US$5,4 miliar poundsterling (US$7 miliar) pada semester I/2020. Perseroan juga berencana menjual aset untuk mengumpulkan modal tambahan.

Rolls Roys mengatakan tekanan dari pelarangan armada pesawat secara global juga diperparah oleh tuduhan penutupan lindung nilai dolar yang tidak akan diperlukan karena penjualan menyusut, bersama dengan penurunan nilai aset unit usaha mesin pesawat perusahaan.

Perusahaan menargetkan meraih 2 miliar pound dari penjualan aset dalam waktu 18 bulan. Unit usaha ITP Aero menjadi salah satu aset yang paling mungkin dilepas oleh Roll Royce.

Perusahaan juga menutup pabrik dan melakukan PHK karena bergulat dengan penurunan permintaan pesawat berbadan lebar. Chief Executive Officer Warren East mengatakan 4.000 tenaga kerja telah di-PHK hingga saat ini, dari total perkiraan PHK yang mencapai 9.000 tahun ini.

 “Kami telah membuat kemajuan signifikan dengan restrukturisasi kami, yang mencakup reorganisasi terbesar dari bisnis dirgantara komersil dalam sejarah kami,” kata East, seperti dikutip Bloomberg.

Dia menambahkan bahwa “keputusan sulit” ini akan secara signifikan mengurangi basis pengeluaran perusahaan.

East harus melakukan transformasi tanpa Chief Financial Officer Stephen Daintith, yang akan meninggalkan perusahaan dan menempati posisi yang sama di perusahaan pengiriman bahan makanan, Ocado.

Saham Rolls Royce telah merosot 63 persen sepanjang tahun ini dan memangkas valuasi saham perusahaan menjadi 4,9 miliar poundsterling.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper