Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Catat Lonjakan Kasus Virus Corona Terbesar Sejak April

Dilansir dari Bloomberg, jumlah kasus virus corona baru mencapai 2.034 kasus hingga Sabtu pagi waktuu setempat, menambah total infeksi menjadi 232.082.
Para pelanggan menunggu di luar toko IKEA setelah lockdown terkait penyakit Covid-19 dilonggarkan di seluruh negeri dan perusahaan membuka beberapa tokonya di Berlin, Jerman, Senin (11/5/2020). /Antara.nn
Para pelanggan menunggu di luar toko IKEA setelah lockdown terkait penyakit Covid-19 dilonggarkan di seluruh negeri dan perusahaan membuka beberapa tokonya di Berlin, Jerman, Senin (11/5/2020). /Antara.nn

Bisnis.com, JAKARTA – Jerman mencatat penambahan kasus virus corona tertinggi dalam 24 jam sejak empat bulan terakhir.

Dilansir dari Bloomberg, jumlah kasus virus corona baru mencapai 2.034 kasus hingga Sabtu pagi waktuu setempat, menambah total infeksi menjadi 232.082, menurut data badan pemantau pemerintah, Robert Koch Institute.

Jumlah kasus harian ini melampaui level tertinggi yang sebelumnya dicapai pada pada akhir Maret dan awal April.

Sementara itu, jumlah pasien meninggal terkait dengan komplikasi virus corona hingga Sabtu bertambah sebanyak 7 jiwa, sehingga jumlah total kematian menjadi 9.267.

Kasus Jerman melonjak bulan ini karena pihak berwenang meningkatkan pengujian. Sementara itu, sejumlah pelancong musim panas mulai kembali ke negara ini, sehingga berpotensi membawa infeksi dari negara lain.

Adapun, Berliner Zeitung melaporkan sedikitnya 41 sekolah di Berlin mencatat ada siswa dan guru telah terinfeksi Covid-19, kurang dari dua pekan setelah sekolah di ibu kota Jerman tersebut dibuka kembali.

Ratusan siswa dan guru saat ini tengah berada dalam karantina. Berlin adalah salah satu tempat pertama di Jerman yang membuka kembali sekolahnya setelah liburan musim panas.

Sebelumnya, Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa Jerman belum akan melakukan pelonggaran pembatasan lebih lanjut karena masih berada di tengah upaya untuk memerangi penyebaran virus.

“Jerman masih berada di tengah pandemi," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper