Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Biologi Molekuler Ahmad Rusdyan Handoyo Utomo mengkritisi ihwal perangai sains di Indonesia. Hal ini berkaca dari sejumlah klaim obat Covid-19 belakangan ini.
Diketahui, baru-baru terdapat klaim yang menghebohkan terkait obat Covid-19. Pertama ada klaim obat herbal dari Hadi Pranoto (HP). Kedua, adalah kombinasi tiga obat temuan Universitas Airlangga (Unair) yang diklaim mampu membunuh Virus Corona.
Temuan obat yang diklaim 98 persen lebih efektivitasnya itu didukung oleh TNI AD dan BIN.
"Ini mengingatkan banyak hal waktu saya pulang ke Indonesia tahun 2007 ada gap yang panjang antara ilmu yang saya dapat di luar dengan di sini. Memang perangai sains bermasalah di Indonesia," kata Ahmad dalam seperti dikutip dari Podcast Pandemic Talks, Kamis (20/8/2020).
Dia pun mengaku kecewa ihwal klaim dari Unair tersebut. Menurutnya, ilmuwan yang mengklaim soal obat tersebut bukan orang sembarangan di dunia sains dan kedokteran.
Menurutnya, saat ada klaim seperti ini, pihak Unair seharusnya menjadi saat yang tepat untuk mengedukasi masyarakat ihwal uji klinis.
Baca Juga
"Yang membuat saya kecewa lah kok habis kasus HP, ini kasus dari Unair, sudah gitu lead scientist-nya itu bukan orang sembarangan artinya dia training di Jepang, bukan kampus kaleng-kaleng," kata Ahmad.
Sebelumnya, obat covid-19 kombinasi temuan Unair masih menuai pro kontra, dan belum mendapatkan lampu hijau untuk izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Diketahui, tiga obat kombinasi yang diklaim efektif 98 persen itu yakni pertama, kombinasi Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin.
Kedua, kombinasi Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Dan ketiga kombinasi Hydrochloroquine dan Azithromycin.
Kepala BPOM Penny Lukito menyebut hasil inspeksi pada pusat penelitian di wilayah Bandung yang dilakukan pada tanggal 27-28 Juli 2020 menunjukkan perlunya beberapa klarifikasi data yang kritikal terhadap kombinasi obat itu.