Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Greta Thunberg Desak Merkel dan Pemimpin Dunia Serius Tangani Isu Darurat Iklim

Thunberg bersama dengan aktivis lingkungan lainnya memberikan surat yang ditandatangani oleh 125.000 orang. Surat tersebut meminta para pemimpin untuk melakukan hal lebih dalam memangkas emisi karbon.
Greta Thunberg, remaja asal Swedia berusia 16 tahun diusulkan sebagai salah satu penerima penghargaan nobel perdamaian atas aksinya menyuarakan penanganan pemanasan global yang dinilai lamban./Reuters-/Morris Mac Matzen
Greta Thunberg, remaja asal Swedia berusia 16 tahun diusulkan sebagai salah satu penerima penghargaan nobel perdamaian atas aksinya menyuarakan penanganan pemanasan global yang dinilai lamban./Reuters-/Morris Mac Matzen

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivis lingkungan Greta Thunberg mendesak Angela Merkel dan pemimpin politik lainnya untuk menangani isu iklim sebagai kasus darurat.

Hal ini disampaikan Greta setelah dirinya bertemu dengan Kanselir Jerman tersebut di Berlin, Kamis (20/8/2020).

Thunberg bersama dengan aktivis lingkungan lainnya memberikan surat yang ditandatangani oleh 125.000 orang. Surat tersebut meminta para pemimpin untuk melakukan hal lebih dalam memangkas emisi karbon.

Semua pihak harus keluar dari zona nyaman dan berani untuk mengatasi masalah ini.

"Kami mengatakan kepadanya [Kanselir], kita menghadapi darurat iklim. Kami ingin pemimpin bangkit dan mengatasi masalah darurat ini," ujarnya dalam konferensi pers.

Sejak penampilannya pada Januari lalu dalam World Economic Forum di Davos, Thunbers - seperti aktivis lainya - banyak diam karena pandemi Covid-19 mengalihkan fokus dunia dari isu iklim ke kesehatan.

Demonstran di seluruh dunia memberikan jalan kampanye secara online. Namun, banyak aktivis yang merasa langkah tersebut tidak efektif dan sekarang mereka mengambil momentum.

"Kami terjebak di roda hamster. Semua orang saling menyalahkan. Seseorang perlu memecahkan siklus itu," ujar remaja yang kini berusia 17 tahun tersebut.

Sementara para demonstran telah meraih sukses setelah mendorong pembicaraan masalah iklim, mendesak wilayah seperti Eropa untuk menyiapkan uang yang banyak untuk pemulihan alam, sejumlah aktivis masih kecewa dengan sikap pemerintah di berbagai negara yang belum melakukan komitmen tegas untuk mengakhiri subsidi bahan bakar fosil.

Kebijakan iklim di bawah kepemimpinan Uni Eropa saat ini dan target netralitas iklim kawasan pada tahun 2050 menjadi pusat pembahasan dengan Kanselir Merkel.

"Kedua belah pihak sepakat bahwa pemanasan planet ini adalah tantangan global yang harus diatasi oleh negara-negara industri," kata juru bicara Merkel Steffen Seibert, seperti dikutip dari Bloomberg.

Merkel telah mendorong paket iklim domestik senilai 54 miliar euro (US$64 miliar) dan kemudian paket pemulihan ekonomi 130 miliar euro pada bulan Juni yang bahkan diakui oleh para pencinta lingkungan ternyata sangat ramah lingkungan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper