Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) akan membangun inovasi di 100 desa tertinggal agar mandiri secara ekomomi.
Hal itu dilakukan melalui peluncuran program kolaboratif, yaitu 100 Desa Berinovasi yang merupakan kolaborasi antara Kemenristek/BRIN dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan program ini untuk menggerakkan ekonomi dan mengurangi tingkat kemiskinan desa yang diinisiasi oleh Kemenristek/BRIN bersama Kemendes PDTT.
Pengembangan teknologi dilakukan melalui 11 bidang usaha yakni pariwisata, hasil perkebunan, hasil pertanian, budidaya non pangan, pengolahan hasil perikanan, budidaya pangan, pengolahan hasil peternakan, pengolahan makanan dan minuman, kerajinan, dan pengolahan sampah.
Hal ini diperlukan lantaran kegiatan masyarakat desa masih bersifat tradisional meski mereka berhadapan langsung dengan potensi sumber daya alam yang melimpah.
"Maka dari itu dibutuhkan inovasi untuk menjaga keseimbangan ekonomi-ekologi dalam pengelolaan sumber daya alam," kata Bambang saat membuka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-25, Senin (10/8/2020).
Baca Juga
Peresmian ini dilakukan oleh Menristek/Kepala BRIN dari Gedung BJ Habibie Jakarta, sementara Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dari lokasi proyek percontohan (pilot project) Desa Tamaila Utara, Provinsi Gorontalo.
Desa Tamaila Utara adalah salah satu desa terisolasi dari dunia luar akibat minimnya akses internet, susahnya akses jalan, dan ketiadaan aliran listrik.
Di bawah binaan Universitas Negeri Gorontalo, desa dengan mayoritas penduduk Suku Polahi berhasil menciptakan turbin yang mampu mengalirkan listrik melalui optimalisasi arus air yang minim, Pikohidro.
Optimisme hidup penduduk Tamaila Utara di tengah keterbatasan dan pandemi Covid-19 ini patut menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia yang lain.
Sebagai lanjutan dari proyek percontohan, program Desa Berinovasi akan diselenggarakan di 100 desa lain se-Indonesia — sebagai sasaran awal — dengan memajukan berbagai produk unggulan di masing-masing wilayah.
Upaya ini dilaksanakan dengan melakukan transfer teknologi kepada masyarakat desa untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari suatu produk inovasi desa sebelum kemudian diproduksi secara meluas ke masyarakat di seluruh negeri.
Transfer teknologi yang dilakukan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga pemerintah non-kementerian, dan startup unggulan binaan Kemenristek/BRIN.
"Harapannya, program ini dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat desa serta pemerataan pembangunan di Indonesia."