Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Negeri Jiran, Malaysia, mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Lebanon terkait musibah ledakan dahsyat yang terjadi padda 4 Agustus lalu.
Bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Malaysia senilai RM1 Juta atau Rp3,5 miliar disampaikan melalui Palang Merah Lebanon (LRC).
"Pemerintah dan rakyat Malaysia berdiri teguh bersama rakyat Lebanon dalam tragedi letupan di Pelabuhan Beirut yang menyebabkan kemusnahan besar pada 4 Agustus lalu," ujar Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di Johor, Sabtu, di sela-sela Majelis Pelancaran Kampanye Pembudayaan Norma Baru.
Muhyiddin mengatakan pihaknya berbagi kesedihan dan penderitaan dengan sesama saudara di Lebanon.
"Pemerintah dan rakyat Malaysia mengulurkan rasa simpati dan mengucapkan takziah kepada keluarga korban yang kehilangan orang tersayang," kata Muhyiddin.
Kepada yang terluka dan cedera, dia mendoakan agar lekas sembuh.
Baca Juga
"Dengan semangat persaudaraan akrab pemerintah memutuskan menyumbang bantuan kemanusiaan melalui palang merah," kata Muhyiddin.
Muhyiddin mengatakan pihaknya yakin dan percaya rakyat Lebanon mampu mengatasi dampak tragedi dan meneruskan kehidupan dengan kekuatan semangat dan persatuan yang terus-menerus.
Akibat ledakan yang terjadi, Kabinet Lebanon mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu di Beirut. Kabinet juga menyerahkan kendali keamanan ibu kota Lebanon tersebut kepada militer.
Ledakan dahsyat di Beirut menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai 5.000 lainnya.
Kementerian informasi negara itu menyebutkan bahwa militer turut mengawasi tahanan rumah yang diberlakukan bagi para penjaga dan tenaga keamanan pelabuhan.
Ledakan pada Selasa (4/8/2020) mengirimkan gelombang kejut ke seluruh kota, sehingga menyebabkan kerusakan yang meluas sampai ke pinggiran Beirut.
Gubernur Beirut, Marwan Abboud mengatakan sedikitnya 300.000 orang kehilangan rumah dan pihak berwenang sedang berupaya menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal bagi mereka, demikian dikutip Aljazeera.com, Kamis (6/8/2020).
Para pejabat mengaitkan ledakan itu dengan sekitar 2.750 ton bahan kimia amonium nitrat yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.
Ledakan tersebut, yang tampaknya disebabkan oleh api yang menyulut 2.750 ton amonium nitrat di dalam gudang, dirasakan hingga ke Siprus, sekitar 240 km di barat laut.
Skala kehancurannya sedemikian rupa sehingga Beirut menyerupai tempat terjadinya gempa bumi.
Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan ribuan lainnya menjejali rumah sakit yang kewalahan untuk melakukan perawatan.
Marwan Abboud menggambarkan bencana itu sebagai "hari kiamat" yang dia perkirakan mungkin membuat 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Abboud menyebutkan kerugian negara ditaksir lebih dari US$3 miliar.