Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang meningkatkan penilaian ekonominya pada Juli dengan mengatakan kondisinya semakin meningkat meski masih tetap terpukul dampak pandemi di tengah pembukaan kembali aktivitas ekonomi dari pembatasan pergerakan.
Dilansir Bloomberg, Rabu (22/7/2020), dalam laporan bulanannya, Kantor Kabinet mengatakan pihaknya melihat peningkatan pada 6 dari 14 kategori ekonomi, termasuk pengeluaran konsumen, ekspor, produksi dan investasi publik.
Kondisi ekonomi Jepang saat ini masih tergolong parah, meski membaik dari situasi sangat parah bulan lalu ketika status darurat nasional diangkat.
Namun, pemerintah mengatakan tidak melihat peningkatan untuk belanja modal, laba perusahaan, kebangkrutan, atau lapangan kerja. Pasar pekerjaan melemah dan pendapatan bisnis turun dengan cepat karena dampak virus.
Laporan itu juga menandai dampak dari hujan lebat yang bulan ini yang memaksa Toyota Motor Corp dan produsen lain untuk menangguhkan beberapa produksi di Jepang selatan.
Penilaian ekonomi terbaru pemerintah datang di tengah indikasi lain bahwa resesi terburuk mungkin akan berakhir. Bank of Japan pekan lalu untuk kedua kalinya tidak mengubah suku bunga acuan, sebuah pertanda bahwa bank tersebut telah melewati fase puncak perlawanan terhadap dampak pandemi.
Baca Juga
Namun, rekor jumlah infeksi Tokyo dalam beberapa hari terakhir telah mendorong imbauan perjalanan baru dan pembatasan yang lebih ketat.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike sedang mempertimbangkan perintah kepada warga untuk menghindari pelesiran yang tidak perlu selama akhir pekan mendatang.