Bisnis.com, JAKARTA - Bank of Japan kemungkinan besar akan mengadopsi standar baru dalam menentukkan pembelian ETF di bursa saham.
Konsensus pasar memperkirakan Bank of Japan (BOJ) akan membeli ETF ketika indeks Topix turun setidaknya 0,5 persen pada perdagangan sesi pagi. ETF atau Exchange Traded Fund adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang diperdagangkan di bursa efek seperti saham.
Analis Pasar Tokai Tokyo Research Institute Co. menilai pola pembelian ETF oleh bank sentral telah berubah.
"Pembelian ETF telah berkurang hingga 0,25 persen dalam satu hari ketika bursa saham turun dalam dua sesi berturut-turut," ujar Suzuki, dikutip dari Bloomberg.
Langkah yang diambil bank sentral Jepang tersebut dimaksudkan untuk menopang harga saham ketika mengalami penurunan, terlepas dari kecepatan penyerapan ETF.
BOJ berencana membeli lebih dari 12 triliun yen atau US$112 miliar ETF tahun ini dari target awal 6 triliun yen atau US$56 miliar.
Baca Juga
Peningkatan ini adalah upaya bank sentral menangkal dampak Covid-19. BOJ dapat masuk ke pasar saham dan membeli ETF sejak 2010 ketika bank sentral Jepang tersebut dimimpin oleh Haruhiko Kuroda.
Pembelian ETF tersebut kemudian menjadi bagian paket stimulus dalam revitalisasi ekonomi.
BOJ menolak memberikan komentar apapun saat dihubungi Bloomberg News.
Pada 20 Juli, BOJ menyerap ETF ketika Topix turun 0,3 persen pada sesi awal perdagangan. Serupa, BOJ membeli ETF pada 15 Mei, 19 Juni dan 9 Juli ketika Topix melemah 0,3 persen.
Sebaliknya, BOJ menunda pembelian pada 22 Mei dan 7 Juli ketika Topix turun 0,5 persen.