Bisnis.com, JAKARTA - Ketegangan yang meruncing antara Amerika Serikat dan China mendorong kedua negara membentuk blok kekuatan. AS telah sepakat membentuk koalisi dengan Inggris, sedangkan China tengah berupaya memperbaiki hubungan dengan Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lain.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia tidak memiliki sejarah keberpihakan terhadap blok tertentu termasuk pada perang dingin beberapa dekade lalu. Dia menjelaskan Indonesia pada posisi menjaga hubungan baik dengan dua kekuatan ekonomi dunia itu.
"Kebijakan luar negeri Indonesia didasarkan pada kepentingan nasional dan Indonesia tidak mempunyai tradisi menjadi bagian dari keberpihakan pada satu kelompok tertentu," katanya kepada Bisnis, Rabu (22/7/2020).
Dia melanjutkan, Indonesia mendorong kerjasama lintas negara atas dasar kepentingan bersama. Itu sebabnya Indonesia aktif mendorong kerjasama lintas kawasan melalui strategi Indo-Pacific.
Adapun, China disebut-sebut menawarkan insentif ekonomi berupa hubungan dagang yang semakin dekat dan bantuan penanganan pandemi virus corona pada negara-negara Asean.
China sebelumnya juga memberikan bantuan alat kesehatan kepada Indonesia berupa perangkat tes cepat, masker medis, pakaian pelindung, dan ventilator. Selain itu, para ahli dari China terus bertukar informasi dengan pihak rumah sakit Indonesia untuk penanganan pasien.
Baca Juga
Pada pertengahan April lalu, para ahli dari sejumlah rumah sakit China engadakan konferensi video dengan lebih dari 50 rumah sakit terkemuka di Indonesia. China sejauh ini telah mengirim 149 ahli medis dalam 15 tim ke 16 negara. Peralatan medis juga telah disalurkan ke lebih dari 150 negara yang membutuhkan.