Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Minus 17 Persen Jika Pilih Lockdown

Presiden Jokowi menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi RI bisa terkoreksi lebih dalam yaitu sekitar 17 persen jika pemerintah memilih opsi lockdown dalam penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/5/2020)-Biro Pers Media Istana.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/5/2020)-Biro Pers Media Istana.

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan perhitungan Presiden Joko Widodo pertumbuhan ekonomi Indonesia akan anjlok hingga minus 17 persen pada kuartal kedua tahun ini bila memilih kebijakan lockdown.

Seperti diketahui, Indonesia memilih penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing ketimbang karantina wilayah (lockdown) untuk mengendalikan penyebaran virus Corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan arahan kepada para kepala daerah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Dia melanjutkan bahwa berdasarkan laporan yang dia terima, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tidak terkoreksi negatif hingga 5 persen.

“Dan beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 (persen),” kata Jokowi seperti dikutip dari video yang diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2020).

Menurut Presiden, pandemi Covid-19 menjadi pemicu krisis kesehatan dan krisis ekonomi di seluruh dunia. Indonesia pun terancam mengalami resesi ekonomi pada tahun ini.

Oleh karena itu, kuartal ketiga tahun ini menjadi satu-satunya momentum untuk memperbaiki perekonomian negara.

"Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, dan September, kuartal ketiga. Momentumnya ada di situ. Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa," ujarnya.

Seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, dia meminta para gubernur untuk mempercepat belanja modal yang menurutnya belum optimal. Realisasi belanja modal dari beberapa provinsi dinilainya masih mengkhawatirkan dan perlu ditingkatkan. Dia mencontohkan Sumatra Selatan yang belanja modalnya baru mencapai 1,4 persen.

Selain itu, dia memerinci Sulawesi Tenggara baru merealisasikan belanja modal sebesar 5,6 persen, Papua 4,8 persen, Maluku Utara 10,3 persen, Nusa Tenggara Timur 19,6 persen, Kalimantan Barat 5,5 persen, dan Aceh 8,9 persen.

Seusai bertemu dengan Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa Presiden berharap agar perekonomian bisa tumbuh pada akhir tahun ini.

"Caranya ternyata kuncinya di 3 bulan ke depan ini. Juli - Agustus - September menjadi bulan kritis untuk menjadikan kita bisa positif atau negatif,” ujarnya.

Namun yang menjadi kendala adalah 3 dari 4 pilar ekonomi sudah padam. Seperti diketahui, Covid-19 telah meredam geliat ekspor, investasi, dan daya beli di Tanah Air. Saat ini hanya belanja pemerintah yang dapat menjadi tumpuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

“Maka tadi semua didorong agar belanja pemerintah dikebut khususnya di 3 bulan ke depan ini,” lanjut Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo membuka rapat bersama kepala daerah dengan menekankan belanja negara sebagai satu solusi pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper