Bisnis.com, JAKARTA – Minat pada pendidikan vokasi masih minim. Pakar pendidikan menyebut masih banyak yang perlu dibenahi dalam pendidikan vokasi.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto mengatakan upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan mengeluarkan sertifikasi serta "mengawinkan" dengan dunia usaha dan dunia industri sudah cukup menarik.
"Agar lebih menarik, bukan hanya sekolah atau dunia usaha yang mengeluarkan sertifikasi, tetapi juga harusnya ada dari organisasi profesi. Jadi, selain kerja sama dengan industri, juga harus kerja sama dengan badan sertifikasi profesi," kata Iwan.
Kemudian, banyak bidang yang sudah masuk ke masa sunset atau mulai tenggelam. Sementara itu, ada juga pekerjaan yang makin diperlukan, tetapi tidak tersedia di kejuruan vokasi.
"Ini perlu dibenahi, bahwa pendidikan kejuruan ini sudah tidak relevan. Tapi ada bidang baru yg makin relevan, peelu disediakan," jelas Iwan.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan bahwa untuk bidang ilmu yang sudah jenuh sedang ditinjau kembali.
Baca Juga
Untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan sekolah kejuruan, menurutnya, Kemendikbud juga tengah berupaya agar bisa "menikah" dengan kementerian lain.
"Pekan depan kita akan MoU dengan Kemenperin, Apindo [Asosiasi Pengusaha Indonesia], dan [Himpunan] Kawasan Industri Indonesia. Harapannya ada ribuan bidang usaha yang bisa kita kawinkan dan menyerap tenaga kerja dari lulusan-lulusa vokasi," kata Wikan.
Kemendikbud juga bakal berkoordinasi dengan forum bidang usaha termasuk badan usaha milik negara (BUMN) agar bisa membuka kesempatan penyediaan pengajar khusus di bidang tertentu untuk sekolah kejuruan, bukan sekadar dosen atau guru tamu.
"Jadi, kami tidak hanya nyuruh link and match. Kita di kementerian juga harus aktif "menikahkan" kerja sama dengan bidang kementerian lain," ucap Wikan.