Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 270.000 pekerja migran Indonesia yang bekerja secara legal dan lebih dari 10.000 pelajar Indonesia yang belajar di Taiwan dapat bergabung dengan Asuransi Kesehatan Nasional Taiwan dan menikmati fasilitas medis tingkat internasional.
Standar medis Taiwan diakui oleh masyarakat Taiwan dan internasional dengan kualitas medis yang sangat baik dan harga yang relatif rendah.
Banyak orang Taiwan yang bekerja atau belajar di luar negeri rela menghabiskan uang untuk membeli tiket pesawat pulang ke Taiwan khusus demi perawatan medis, karena standar medis Taiwan yang lebih baik dan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan negara lainnya.
Keterangan resmi Taipei Economic and Trade Office Jakarta, Jumat (10/7/2020) menyebutkan bahwa Taiwan telah menerapkan sistem asuransi kesehatan nasional sejak 1995 yang merupakan sistem asuransi kesehatan bersifat wajib.
Semua orang yang memiliki kewarganegaraan Republic of China (Taiwan) dan memiliki kartu keluarga di Taiwan harus ikut dalam asuransi kesehatan nasional.
Selain itu, warga negara asing yang memiliki Resident Visa Taiwan dan memenuhi peraturan terkait, juga harus ikut dalam asuransi kesehatan nasional Taiwan untuk melindungi hak kesehatan mereka.
Baca Juga
Semangat dasar asuransi kesehatan nasional Taiwan adalah satu untuk semua, semua untuk satu (one for all, all for one).
Sumber utama dari dana asuransi kesehatan ini berasal dari tiga pihak yakni tertanggung, pemberi kerja, dan subsidi pemerintah.
Jika orang berpenghasilan rendah atau tidak berpenghasilan, pemerintah akan menyubsidi biaya asuransi kesehatan.
Biaya asuransi kesehatan nasional yang dibayarkan oleh tertanggung setiap bulan terutama berdasarkan pada gaji bulanan. Semakin tinggi pendapatan, semakin besar biaya asuransi kesehatan yang dibayarkan setiap bulan.
Untuk para pekerja, kisaran gaji yang ditetapkan oleh asuransi kesehatan nasional dibagi menjadi 48 tingkat.
Gaji bulanan terendah adalah NT$23.800 atau sekitar Rp12 juta dan gaji bulanan tertinggi yang di tingkat 48 adalah NT$182.000 atau sekitar Rp89 juta.
Masyarakat menanggung sendiri 30% dari premi asuransi kesehatan bulanan, majikan menanggung 60%, dan pemerintah menanggung 10%.
Sebagai contoh, gaji bulanan tingkat pertama sebesar NT$23.800, masyarakat harus membayar NT$335 atau sekitar Rp160.000 per bulan, majikan harus membayar NT$1.058 atau sekitar Rp 520.000, dan pemerintah Taiwan harus membayar NT$176, sekitar Rp 86.000.
Oleh karena itu, di bawah sistem asuransi kesehatan nasional Taiwan, warga mayoritas yang sebagai penerima gaji dapat memperoleh standar medis kelas dunia dengan biaya yang relatif rendah.
Tidak mengherankan bahwa asuransi kesehatan nasional Taiwan menempati urutan terbaik dalam survei kepuasan dan dukungan publik.
Asuransi kesehatan nasional Taiwan memiliki banyak jenis klaim pembayaran. Di banyak negara, asuransi kesehatan menggunakan tanggungan terbatas, bahkan tidak bisa menanggung untuk obat-obatan dan perawatan gigi.
Asuransi kesehatan nasional Taiwan bisa menanggung biaya rawat jalan umum, operasi, rawat inap dan obat-obatan semuanya ditanggung.
Terkait kenyamanan perawatan medis di Taiwan, lebih dari 90% rumah sakit besar dan klinik kecil di Taiwan adalah rekanan khusus Asuransi Kesehatan Nasional.
Selama masyarakat memiliki kartu asuransi kesehatan nasional, mereka dapat memasuki rumah sakit besar atau klinik paling kecil di Taiwan kapan saja dan mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin.
Di beberapa negara, perlu beberapa minggu atau beberapa bulan untuk menemui dokter maupun melakukan operasi, dimana hal ini jarang terjadi di Taiwan.
Keunggulan lain dari asuransi kesehatan nasional Taiwan adalah digitalisasi dan cloudisasi dari catatan medis para pasien tersebut.
Hasil diagnosis dan nama obat pasien setiap kali mereka pergi berobat akan ditransmisikan ke cloud untuk penyimpanan data, dan sebagai rujukan diagnosis bagi dokter lain kedepannya, untuk menghindari pemborosan sumber daya medis serta efek penolakan obat.
Kali ini, pandemi Covid-19 telah merebak di seluruh dunia. Taiwan melalui Kantor Imigrasi untuk mencatat sejarah perjalanan warga baru-baru ini ke dalam catatan asuransi kesehatan, sehingga dokter yang berada dimanapun dapat mengetahui apakah pasien pernah masuk keluar dari daerah atau negara berisiko tinggi. Ini adalah salah satu faktor utama Taiwan berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.
Menurut survei dari badan InterNations Jerman, Taiwan berada di urutan teratas untuk tahun 2019 dalam daftar negara di dunia yang paling layak huni dan bekerja.
Taiwan mendapatkan pengakuan dari masyarakat seluruh dunia diantaranya adalah kemudahan dalam perawatan medis.Taiwan juga berharap dapat bertukar pikiran dengan BPJS Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan kesehatan warga kedua negara.