Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Normal Baru Jadi Asa bagi Ekonomi, Azwar Anas: Harus Hati-Hati!

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa proyeksi pembangunan yang berubah akibat pandemi terjadi di hampir semua daerah.
Bupati Banyuwangi  Azwar Anas (kanan) dan Deputy Team Leader Water and Sanitation Jim Coucouvinis memberikan paparan dalam seminar Managing Urbanisation for Sustainable Cities di Jakarta, Selasa (19/12)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Bupati Banyuwangi Azwar Anas (kanan) dan Deputy Team Leader Water and Sanitation Jim Coucouvinis memberikan paparan dalam seminar Managing Urbanisation for Sustainable Cities di Jakarta, Selasa (19/12)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 memporakporandakan proyeksi ekonomi dan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Hal itu diakui Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar dalam acara #NgobrolSantaiBisniscom melalui media sosial Instagram, Sabtu (4/7/2020). Anas mengatakan bahwa proyeksi pembangunan yang berubah akibat pandemi terjadi di hampir semua daerah.

“Selain pendapatan asli daerah yang bermasalah karena pendapatan anjlok. Dana alokasi umum juga digeser sehingga agenda pembangunan infrastruktur terhambat. Kami akan defisit anggaran Rp500 miliar sehingga harus re-focusing beberapa anggaran kerena PAD tidak tercapai,” ucapnya.

Proyeksi dari direct economy yang bergeser itu menurutnya bisa dihitung karena memiliki indikator makro yang ketat. Kendati begitu, jika dilihat pada aspek indirect economy, perlambatan perekonomian dan pembangunan diperkirakan lebih besar lagi seperti pelaku UMKM yang kehilangan pendapatan akibat pandemi ini.

“Oleh karena itu, kebijakan normal baru direspons dengan gegap gempita tapi harus hati-hati dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” jelasnya.

Banyuwangi dapat dikatakan sebagai kabupaten festival di mana pada 2020 saja ada 123 kegiatan berskala nasional dan internasional yang semuanya dibatalkan. Pembatalan aneka festival ini menurutnya turut berdampak pada pelaku ekonomi kreatif seperti sanggar seni tradisional.

“Banyak pelaku seni yang mengeluh. Misalkan para dalang wayang mengeluh sekian lama tidak ditanggap. Di era normal baru ini, kita atur dengan protokol yang ketat demi kepentingan besama,” katanya.

Terkait penyebaran Covid-19, menurutnya gugus tugas di level terkecil, dalam hal ini tingkat desa berperan penting dan didukung dengan penggunaan informasi teknologi untuk memudahkan transfer informasi di daerah yang luas tersebut.

Dia menjelaskan, ketika awal-awal pandemi, setiap orang dari luar daerah yang masuk ke Banyuwangi, identitasnya akan disebar hingga ke tingkat desa sehingga pegerakannya bisa dipantau oleh semua desa yang telah terhubung dengan koneksi internet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper