Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kingold Jewelry, Perusahaan di Balik Skandal Emas Palsu di China

Kingold mengaku sebagai produsen terkemuka perhiasan 24 karat di China dan menjadi pemasok produk grosir besar serta memiliki puluhan pengecer nasional.
Emas batangan./Bloomberg
Emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asal China, Kingold Jewelry Inc, kini menjadi sorotan dunia menyusul skandal pemalsuan emas yang digunakan sebagai jaminan kepada para kreditornya.

Kasus ini melibatkan belasan lembaga keuangan China yang selama ini menyalurkan kredit hingga US$2,8 miliar dalam lima tahun ke perusahaan Wuhan Kingold Jewelry Inc. Dalam transaksi kredit tersebut, perusahaan menjaminkan emas batangan dan polis asuransi.

Dikutip dari Caixin dan Nikkei Asian Review, Kingold menggunakan 83 ton emas batangan palsu, yang ternyata hanya tembaga yang dilapis emas, sebagai jaminan untuk pinjaman senilai 16 miliar yuan dan setara dengan 22 persen produksi emas tahunan di China dan 4,2 persen cadangan emas negara pada 2019.

Pinjaman ini juga dijamin dengan polis asuransi properti senilai 30 miliar yuan yang dikeluarkan oleh PICC Property dan Casualty Co.Ltd. serta sejumlah perusahaan asuransi kecil lainnya.

Menurut situs resmi Kingold Jewelry, perusahaan ini didirikan pada 2002 oleh Jia Zhihong, seorang mantan anggota militer yang saat ini juga sebagai pemegang saham pengendali.

Perusahaan mengawali bisnisnya sebagai pabrik emas di Wuhan, Hubei. Kini Kingold mengaku sebagai produsen terkemuka perhiasan 24 karat di China dan menjadi pemasok produk grosir besar serta memiliki puluhan pengecer nasional.

Kingold mencatat pertumbuhan penjualan yang pesat. Pada 2006 penjualan perusahaan mencapai US$29 juta dan terus melonjak hingga US$1,4 miliar pada tahun 2016.

Pada tahun 2010, Kingold juga mencatatkan sahamnya di indeks Nasdaq, New York. Berdasarkan pantauan terakhir, saham Kingold  ditutup merosot 15,71 persen ke level US$0,6 per saham pada perdagangan Rabu (1/7/2020).

Laporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa Kingold memiliki total aset senilai US$3,3 miliar pada akhir September 2019, dengan total liabilitas mencapai US$2,4 miliar.

Sang pendiri perusahaan, Jia, pernah mengelola tambang emas yang dimiliki oleh Tentara Pembebasan Rakyat saat bertugas sebagai anggota militer di Wuhan dan Guangzhou. Jia juga sempat tinggal di Hong Kong selama enam tahun.

"Jia tinggi dan kuat. Dia sosok yang mengesankan dan berbicara dengan keras. Dia berani, ceroboh, dan selalu membuatmu merasa dia lebih baik darimu,” kata salah satu sumber industri keuangan yang akrab dengan Jia, seperti dikutip Caixin.

Sejumlah sumber kepercayaan perusahaan mengatakan Jia memiliki koneksi yang luas di Hubei. Hal ini menjadi alasan kemenangan mendadak Kingold dalam kesepakatan Tri-Ring. Tetapi sumber industri keuangan di Hubei mengatakan bisnis Jia tidak sebaik yang terlihat.

"Kami tahu selama bertahun-tahun bahwa ia tidak memiliki banyak emas. Yang ia miliki hanyalah tembaga," kata sumber yang menolak disebutkan namanya tersebut.

Lembaga keuangan lokal di Hubei juga telah menghindari melakukan bisnis dengan Kingold, tetapi mereka tidak ingin menyinggung dia di depan umum, kata sumber itu.

"Hampir tidak ada perusahaan lokal dan bank Hubei yang terlibat dalam pembiayaan (Kingold)," katanya.

Catatan publik menunjukkan bahwa sebagian besar kreditor Kingold berasal dari luar Hubei. Minsheng Trust menjadi kreditor Kingold terbesar dengan pinjaman hampir 4,1 miliar yuan, diikuti oleh Hengfeng Bank senilai 3,9 miliar yuan, Dongguan 3,4 miliar yuan, Anxin Trust & Investment Co 1,9 miliar yuan, dan Sichuan Trust Co senilai 1,8 miliar yuan.

Sejumlah sumber mengatakan kepada Caixin bahwa lembaga-lembaga tersebut bersedia menawarkan pinjaman kepada Kingold karena Jia berjanji untuk membantu mereka mengurangi kredit macet.

Hengfeng Bank adalah satu-satunya bank komersial yang terlibat dalam urusan Kingold. Bank pada 2017 memberikan pinjaman senilai 8 miliar yuan. Kingold kemudian sepakat membantu bank menghapus kredit macet senilai 500 juta yuan. Kingold melunasi setengah utangnya pada tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper