Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Inggris perlahan mulai bangkit kembali dari dampak pandemi virus corona (Covid-19) seiring dengan melonjaknya aktivitas sektor manufaktur dan jasa.
Data yang dirilis pada Selasa (23/6/2020) menunjukkan purchasing managers' index (PMI) composite IHS Markit untuk Inggris melonjak menjadi 47,6 pada Juni 2020 dari 30 pada Mei.
Kendati masih di bawah level 50 yang memisahkan ekspansi dengan kontraksi, peningkatan secara bulanan ini adalah yang terbesar sejak pencatatan survei dimulai pada tahun 1998.
Indeks output manufaktur Inggris naik menjadi 50,8 sekaligus mengakhiri periode penurunan selama tiga bulan. Volume produksi yang lebih tinggi dikaitkan dengan kembali dibukanya sebagian pabrik pasca-lockdown.
Sementara itu, indeks aktivitas bisnis sektor jasa naik menjadi 47 pada Juni dari hanya 29 pada Mei. Data terbaru ini mengisyaratkan laju penurunan paling lambat dalam output sektor jasa sejak awal penurunan pada Maret akibat pandemi Covid-19.
Perdana Menteri Boris Johnson melonggarkan bagian-bagian lockdown yang telah diberlakukan sejak Maret, sehingga memungkinkan aktivitas pabrik untuk mulai kembali meningkat
Baca Juga
Meski demikian, dampaknya telanjur berat. Markit memperkirakan ekonomi Inggris akan terkontraksi 11,9 persen tahun ini dan kemudian berekspansi moderat sebesar 4,9 persen pada 2021.
“Ekonomi bergerak lebih dekat ke stabilisasi setelah dampak ekonomi langsung yang terburuk akibat pandemi Covid-19 dirasakan pada April. Prospek pemulihan jangka panjang tetap sangat tidak pasti,” ujar Kepala ekonom bisnis di Markit, Chris Williamson, dikutip dari Bloomberg.
Ketidakpastian seputar prospek pemulihan dan prospek pekerjaan juga menyebabkan permintaan akan banyak barang, terutama barang-barang besar yang tidak penting, kemungkinan akan tetap lesu selama berbulan-bulan. Di sisi lain, ketidakpastian Brexit terus membayangi perekonomian.
"Oleh karena itu, tim proyeksi kami memperkirakan ekonomi akan terkontraksi sebesar 11,9 persen tahun ini sebelum berekspansi dengan relatif sederhana sebesar 4,9 persen pada 2021,” tambah Williamson dalam laporannya.