Bisnis.com, JAKARTA - Gerakan anti China di India semakin memanas. Massa menyerukan boikot produk China dengan menghancurkan televisi buatan Negeri Tirai Bambu.
Protes warga India itu muncul usai 20 tentara mereka tewas oleh pasukan China di dataran tinggi Himalaya, perbatasan China - India. Mengutip The New York Times, Jumat (19/6/2020), selain penghancuran televisi di jalan, massa protes juga menginjak-injak foto Presiden China Xi Jinping.
"Kita harus melukai China dengan seribu luka. Kita perlu memukul mereka di tempat yang paling menyakitkan dan itu ekonomi," kata Ranjit Singh, seorang pensiunan mayor militer yang menyerukan boikot barang-barang China.
Sonam Joldan, seorang guru di wilayah Ladakh dekat perbatasan India-China, melaporkan pada hari Kamis melihat barisan 100 truk Angkatan Darat India menuju ke garis terdepan. Dia mendukung hal tersebut dengan menyebutnya sebagai pemandangan yang patriotik.
“India tidak dapat menyaksikan agresi Tiongkok berlangsung selamanya. Mereka harus dihentikan," katanya.
Sementara itu, para jenderal India dan China terus melakukan diskusi membahas eskalasi ketegangan kedua negara. China, dalam hal itu menyatakan telah menarik mundur pasukan dari wilayah konflik, di dataran tinggi Himalaya. Namun berdasarkan citra satelit dari analis militer, China belum melakukan penarikan pasukan.
Baca Juga
Menurut beberapa laporan, dalam beberapa minggu terakhir pasukan China telah mengambil sekitar 35 kilometer persegi wilayah yang diklaim oleh India dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Menurut informasi intelijen, India tidak akan menerima hal tersebut.
Pasukan dari kedua belah pihak telah diperintahkan untuk tidak menggunakan senjata api selama pertempuran di sepanjang perbatasan, tapi itu tidak menghentikan pertempuran dengan tangan kosong selama beberapa jam pada Senin malam waktu setempat.
Seseorang analis militer India mengunggah gambar di Twitter yang memperlihatkan senjata yang diduga digunakan pasukan China, yakni tongkat baja yang dipersenjatai paku.
Perdana Menteri Narendra Modi tampaknya enggan untuk meningkatkan konflik besar dengan China yang memiliki kekuatan militer lebih kuat.
"India menginginkan perdamaian, tetapi jika diprovokasi, India mampu memberikan jawaban yang sesuai," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, Rabu (17/6/2020).