Bisnis.com, JAKARTA -- India telah membantah klaim China atas kepemilikan lembah sungai Galwan, sebagai tempat perkelahian berdarah di antara para tetangga.
Pertarungan pada Senin (16/6/2020) malam menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan memicu ketegangan baru antara kedua negara.
Mengutip BBC,Kamis (18/6/2020), Kementerian Luar Negeri India mengatakan klaim China di lembah itu berlebihan dan tidak bisa dipertahankan.
Sementara itu, gambar senjata yang konon digunakan untuk menyerang tentara telah menyebabkan kemarahan di India.
Gambar batang besi bertabur paku diberikan kepada BBC oleh seorang pejabat militer senior di perbatasan India-China. Kendati, tentara kedua negara belum mengatakan apa-apa tentang senjata sejauh ini.
Analis pertahanan Ajai Shukla adalah yang pertama kali mengunggah gambar itu di Twitter dan mengatakan penggunaan senjata seperti itu adalah tindakan barbarisme.
Baca Juga
Kedua belah pihak telah bertukar protes atas bentrokan di daerah perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Sampai saat ini, China belum merilis angka korban. Laporan yang tidak dikonfirmasi di media India mengatakan setidaknya 40 tentara China tewas. Beberapa tentara India masih diyakini hilang.
Pada hari Rabu Beijing mengutip pernyataan militer yang mengatakan China memiliki kedaulatan atas wilayah Lembah Galwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava mengatakan para menteri luar negeri kedua negara melakukan pembicaraan telepon mengenai perkembangan tersebut dan menyetujui bahwa situasi keseluruhan harus ditangani secara bertanggung jawab.
"Membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan bertentangan dengan pemahaman ini," kata Srivastava seperti dikutip oleh Press Trust dari kantor berita India.
Sebuah pernyataan pemerintah India setelah pembicaraan Subrahmanyam Jaishankar dengan Wang Yi dari China mengatakan bahwa Beijing mencoba membangun sebuah struktur di sisi India dari perbatasan de facto, Line of Actual Control (LAC), di Lembah Galwan yang strategis dan penting.
Dia menggambarkan ini sebagai tindakan terencana dan terencana yang secara langsung bertanggung jawab atas kekerasan dan korban yang diakibatkannya, dan mendesak China untuk mengambil langkah korektif.
Sementara itu, sebuah pernyataan China mengutip Wang mengatakan China kembali menyatakan protes keras kepada India dan menuntut pihak India untuk meluncurkan penyelidikan menyeluruh dan menghentikan semua tindakan provokatif untuk memastikan hal yang sama tidak terjadi lagi.
Lembah sungai Galwan di Ladakh, dengan iklimnya yang keras dan dataran tinggi, terletak di sepanjang sektor barat LAC dan dekat dengan Aksai Chin, wilayah yang disengketakan, diklaim oleh India tetapi dikendalikan oleh China.
Laporan-laporan media mengatakan pasukan bentrok di puncak-puncak gunung di ketinggian hampir 14.000 kaki di sepanjang medan yang curam dengan beberapa tentara bahkan jatuh ke sungai Galwan yang mengalir cepat sepanjang 80 km dengan suhu di bawah nol derajat celcius.
Itu adalah bentrokan mematikan pertama di perbatasan yang disengketakan setidaknya selama 45 tahun. Tentara dilaporkan berkelahi dengan tongkat, tetapi tidak ada tembakan.
Ini bukan pertama kalinya kedua negara bertetangga itu bertempur tanpa senjata api konvensional di perbatasan. India dan China memiliki sejarah sengketa dan klaim teritorial yang tumpang tindih di sepanjang mor tersebut.
Adapun, dilansir Bloomberg, Perdana Menteri Narendra Modi menegaskan India akan mempertahankan kedaulatan usai bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan yang diperebutkan dengan China. Bentrok itu mengakibatkan kematian 20 tentara India dan jumlah korban China yang tidak diketahui.
Menurut seorang pejabat, kekerasan tersebut pecah pada Senin, 16 Juni 2020 sore dan berlanjut hingga tengah malam di dataran tinggi Tibet di sepanjang sungai Galwan yang membeku.
Bentrok militer di sepanjang perbatasan Himalaya yang diperebutkan telah berubah menjadi mematikan dan menandakan kemunduran yang tajam dalam hubungan antara dua raksasa regional.
"India menginginkan perdamaian. Namun, ketika diprovokasi India akan dan mampu memberikan balasan yang sesuai dalam keadaan apa pun. Mengenai masalah prajurit yang gugur, bangsa ini akan bangga bahwa mereka mati ketika melawan," katanya dalam sebuah pernyataan publik, dilansir Bloomberg, Kamis (18/6/2020).