Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HSBC Lanjutkan Rencana Pemangkasan 35.000 Karyawan

Seiring dengan upaya mengendalikan kontroversi politik di pasar utamanya di China, HSBC Holdings Plc. kembali melanjutkan pemotongan hubungan kerja sebanyak 35.000 pekerja.
 Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay
Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay

Bisnis.com, JAKARTA - HSBC Holdings Plc. telah memulai kembali pemotongan sebanyak 35.000 pekerjaan, tiga bulan setelah wabah virus corona mendorong perombakan untuk meningkatkan profitabilitas.

Hal itu seiring dengan upaya mengendalikan kontroversi politik di pasar utamanya di China. Bank tersebut bergabung dengan para pesaing seperti Deutsche Bank AG dan UniCredit SpA untuk terus melakukan PHK.

CEO HSBC Groups Noel Quinn pada Februari lalu meluncurkan restrukturisasi yang melibatkan penurunan tenaga kerja global sekitar 35.000 selama tiga tahun ke depan. Pemberi pinjaman itu menargetkan pengurangan biaya sebesar US$4,5 miliar pada unit-unit berkinerja buruk.

"Sejak Februari kami telah maju dengan beberapa aspek dari program transformasi kami, tetapi kami sekarang perlu melihat secara jangka panjang dan bergerak maju dengan yang lain, termasuk mengurangi biaya kami," kata dia dalam sebuah memo, dilansir Bloomberg, Rabu (17/6/2020).

Penyebaran virus menunda rencana HSBC untuk berekspansi lebih jauh di Asia, wilayah yang merupakan sumber dari sebagian besar pendapatannya. Namun, HSBC juga meningkatkan tekanan atas dukungannya terhadap undang-undang keamanan Hong Kong yang direncanakan China.

Eropa dan AS diperkirakan akan menghadapi beban pemotongan karena HSBC berupaya untuk membalikkan bisnisnya di wilayah yang paling berjuang untuk menghasilkan uang. Bisnis perbankan global yang menampung unit penasihat perusahaan dan pasar, diperkirakan akan menghadapi pengurangan signifikan dalam bidang-bidang seperti penjualan ekuitas dan perdagangan.

HSBC sedang mengincar penjualan beberapa bisnisnya dan sudah mencari pembeli untuk operasi ritel di Prancis. Hal itu akan berdampak pada pemotongan ribuan staf. Banyak perbankan Eropa melakukan penghematan karena suku bunga sangat rendah, biaya perubahan regulasi dan teknologi menghambat model bisnis lama.

HSBC diketahui telah memfokuskan ambisi pertumbuhannya di Asia. Di sisi lain, bank tersebut telah ikut terseret dalam pertikaian politik antara AS dan Inggris ketika secara terbuka mendukung undang-undang keamanan nasional China di Hong Kong.

Standard Chartered Plc, saingan utama HSBC di Asia yang berbasis di Inggris, sejauh ini telah menepati janjinya untuk melindungi pekerjaan selama masa pandemi. Namun, bank itu telah melakukan pembekuan perekrutan karena fokus mempertahankan staf yang ada.

"Terlepas dari komitmen bank untuk mempertahankan staf melalui krisis pandemi, kami percaya itu hanya masalah waktu sebelum rencana pemangkasan biaya substansial lebih lanjut diumumkan, dengan efisiensi diidentifikasi saat kami bekerja melalui krisis Covid yang penting dalam konteks ini juga," kata John Cronin, seorang analis di Goodbody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper