Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petinggi HSBC Akhirnya Dukung UU Keamanan Nasional Hong Kong

Eksekutif HSBC Holdings Plc di Asia bersuara mendukung undang-undang keamanan nasional kontroversial yang dirancang oleh pemerintah pusat China untuk Hong Kong.
Logo HSBC/ JIBI
Logo HSBC/ JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Eksekutif HSBC Holdings Plc di Asia bersuara mendukung undang-undang keamanan nasional kontroversial yang dirancang oleh pemerintah pusat China untuk Hong Kong.

Dilansir Bloomberg, Chief Executive HSBC Peter Wong menandatangani petisi untuk mendukung rancangan undang-undang keamanan China. Hal ini diumumkan di akun WeChat resmi bank tersebut. 

HSBC mendukung aturan yang menstabilkan tatanan sosial Hong Kong dan merevitalisasi ekonomi di bawah prinsip satu negara, dua sistem.

"Kami menegaskan kembali bahwa kami menghormati dan mendukung undang-undang dan peraturan yang akan membuat Hong Kong dapat memulihkan dan membangun kembali perekonomian," tulis postingan tersebut, seperti dikutip Bloomberg.

Ini adalah komentar publik pertama HSBC mengenai topik tersebut setelah mantan petinggi atau kepala eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying mengecam bank tersebut karena tidak secara terbuka menyuarakan dukungannya bagi rencana China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional.

HSBC bukan perusahaan pertama yang mendukung Beijing tetapi berada dalam posisi yang sulit. Sebagian besar pendapatannya dihasilkan di Asia tetapi kantor pusatnya berada di London, di mana pemerintah Inggris mendukung bekas jajahannya tersebut.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia akan memberikan kesempatan bagi tiga juta penduduk Hong Kong untuk mencari perlindungan dan kehidupan baru di Inggris jika China terus menekan Hong Kong.

"Ada unsur HSBC mencoba berada di dua pihak yang berbeda secara bersamaan," kata ketua All-Party Parliamentary Group Hong Kong, Alistair Carmichael.

“Saya tidak ragu bahwa ini dipandang sebagai keputusan ekonomi atau keuangan; mereka akan melihat manfaat dari mencoba untuk tetap dekat dengan China."

Bisnis-bisnis besar termasuk Jardine Matheson Holdings Ltd. dan miliarder Li Ka-shing telah mendukung rencana China tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

HSBC memicu kemarahan kampanye anti-pemerintah Hong Kong dalam kerusuhan tahun lalu, dengan cabang-cabangnya dirusak setelah menutup akun yang terkait dengan aksi demonstrasi.

Meskipun HSBC beralasan ada aktivitas yang tidak konsisten dalam akun yang ditutupnya, motifnya memperbaiki hubungan dengan Beijing dipertanyakan setelah pada saat yang sama bekerja sama dalam penyelidikan AS terhadap Huawei Technologies Co.

Atas perintah regulator Inggris, bank yang berbasis di London tersebut awal tahun ini membatalkan pembayaran dividennya dan membuat marah para investor utama di Hong Kong.

Chief Executive Officer HSBC Noel Quinn juga telah dipaksa untuk menunda bagian-bagian penting dari program restrukturisasi yang diumumkan pada bulan Februari, yang termasuk PHK sekitar 35.000 karyawan, menggabungkan area-area bisnis, dan peralihan cepat ke Asia untuk meningkatkan laba.

Wilayah Asia menyumbang sekitar setengah dari pendapatan HSBC pada tahun 2019 dan menyumbang hampir semua laba operasionalnya, lebih dari cukup untuk mengimbangi kerugian di Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper